=Hamimku

Membaca Sirah Melembutkan Hati Upaya Taqarrub Ilallah!

20 komentar
Membaca sirah melembutkan hati
Membaca sirah melembutkan hati adalah pengalaman spiritual untuk hati yang sedang berlubang. Bagaimana hati ini ditambal?

"Allahumma barik lana fi rajaba wa syabana wa balighna Ramadana".

Hai Kawan Hamimku, sudahkah membaca doa di atas? Arti doa tersebut adalah Artinya: "Ya Allah, berkahilah umur kami di bulan Rajab dan Sya'ban serta pertemukanlah kami sampai bulan Ramadan".

Masya Allah, indah sekali dan penuh rasa rindu akan kehadiran bulan suci yakni Ramadan. Bulan mulia dari 12 bulan lainnya. Bulan dengan berbagai keutamaan yang luar biasa selama sebulan penuh. Bulan untuk mengasah jiwa-jiwa alpa seperti aku. Astagfirullah.

Akhir-akhir ini aku agak melow kawan Hamimku, entah karena mendekati Ramadan dan merasa masih begini-begini saja. Atau karena akhir-akhir ini mulai kembali mendengarkan tausiyah melalui channel youtube.

Beberapa kali, airmata kadang tak terasa menetes dan hati bergemuruh tiap kali ustadz memberikan contoh kisah-kisah di masa Rasulullah dan sahabat-sahabatnya. Ada perasaan menyelinap yang entah apa akupun tak paham. Ah, sepertinya hatiku memang sedang keras.

Menyimak kisah para sahabat serta sirah nabawi yang luar biasa dan disambungkan dengan ayat Al quran membuatku semakin meleleh. Inikah yang disebut dengan peka? Bahwa hati ini hakikatnya memiliki fitrah ketundukan pada Allah. Namun nafsulah yang membuatnya menjadi beringas.

Wahai pembolak balik hati, setelah aku sadari Kawan Hamimku. Beberapa bulan terakhir memang aku disibukkan dengan urusan dunia yang tiada habisnya. Aku merasakan ada ruang kosong dalam diri ini. Amal yaumi carut marut, upgrade bacaan yang menambah asupan jiwa sangat minimalis, dan akhirnya merasa ada lubang yang membuat diri ini hampa.

Dan ketika mencoba untuk menyimak kembali ilmu Allah melalui kisah nabi dan sahabatnya, ternyata membuat hati ini luluh. Ada getar haru akan kisah-kisah itu, ah inikah rupaya bahwa membaca sirah melembutkan hati!

Apa itu sirah?


Kata sirah diambil dari Bahasa Arab yakni teks Arab: السيرة yang artinya perincian hidup seseorang atau sejarah hidup seseorang. Sedangkan menurut sejarawan, ilmuwan bidang fiqih dan bahasa Arab yaitu Ibnu Mandzur dalam kitab Lisanul Arab menyatakan arti as-sirah menurut bahasa adalah kebiasaan, jalan, cara, dan tingkah laku.

Arti kata sirah
Seringkali kita mendengar istilah sirah ini memang menceritakan perjalanan hidup Rasulullah Muhammad Saw yang disebut sirah nabawiyah. Sebab isi dari sirah nabawiyah mengisahkan tentang perincian kisah hidup rasulullah, yakni asal-muasal, suku dan nasab, dan keadaan masyarakatnya, sebelum dia dilahirkan.

Tak hanya itu, penjelasan sirah nabawiyah juga berlanjut kepada kelahiran Rasul, masa kecil, remaja, dewasa, pernikahan, menjadi nabi, serta perjuangan-perjuangannya dalam menegakkan Islam hingga beliau wafat. Manusia mulia yang catatan hidupnya terlengkap dari semua para nabi yang terdahulu. Masya Allah!

Menariknya, sirah nabawiyah ini tak sekedar cerita dari mulut ke mulut. Sirah Nabawiyah pembahasannya bertumpu kepada perjalanan dan kisah hidup Nabi Muhammad ﷺ secara rinci dan bersumber hanya dari ayat Al-Quran, hadits nabi, dan riwayat para sahabatnya.

Ruang Lingkup Sirah 

Penting untuk kawan hamimku ketahui, bahwa ada perbedaan mendasar dari penggunaan istilah sirah dan sejarah. Hal tersebut berkaitan dengan ruang lingkup yang dibahas dalam sirah. 

Jika sirah memberikan penjelasan khusus kepada seseorang individu sedangkan sejarah kepada peristiwa dan pelakunya. Nah, inilah dalam sirah memang kita akan juga menyimak cerita para sahabat di masa rasulullah bahkan sepeninggal beliau.
Hal yang membuat daya tarik kuat membaca, mendengar, menyimak sirah melembutkan hati karena sumber kisah sejarah ini adalah Al quran dan hadits. 
Sebab fakta tentang sirah nabawiyah ini adalah kisahnya tidak bisa berubah karena kejadian telah tercatat di dalam al-Quran, hadits dan riwayat sahabat (tidak ada yang baru).

Ya!

Sejatinya iman itu memang bersifat fluktuatif. Kadang kondisinya berada di titik keimanan yang baik namun tak jarang juga melemah sehingga penting bagi kita dalam keadaan keimanan yang menurun kita menjaganya dengan memberi asupan yang baik agar senantiasa kembali bersemangat menjadi hamba-Nya.

Sebagaimana hadits Rasulullah, "Setiap waktu pasti ada gairahnya (masa semangat) dan di setiap gairah pasti mengalami penurunan (futur), barang siapa penurunannya kepada sunnah maka ia telah beruntung dan barang siapa penurunannya kepada sesuatu yang lain (selain sunnah) maka ia telah binasa." (HR. Ahmad).

Mengapa Membaca Sirah Melembutkan Hati?


Ya, Kawan Hamimku!

Inilah yang ingin aku jabarkan mengapa membaca sirah melembutkan hati. Selain karena ditulis berdasarkan sumbernya yakni Al quran dan hadits. Namun ada beberapa hal lain, yaitu:
Alasan membaca sirah melembutkan hati

Pertama, sirah berisi tentang nilai kebaikan.


Yup! Siapa yang tak suka dengan positive vibes? Isi dari sirah baik yang menceritakan tentang sisi perjalanan hidup Rasulullah maupun sahabat dan orang sekitarnya selalu mengandung hikmah.

Setiap manusia pasti menginginkan hal baik dan menyukai kebaikan. Inilah yang menjadikan sirah berpotensi membuat hati kita yang keras menjadi lebih lembut.

Kedua, penyajian storytelling.

Pada dasarnya manusia itu suka dengan cerita. Nah, sirah yang merupakan kisah perjalanan hidup tentu banyak dikemas dalam bentuk cerita tepatnya story telling. Yangmana story telling itu kompleks sekali kan isinya.

Salah satu buku sirah nabawiyah yang aku rekomendasikan dengan penyajian story telling asyik adalah karya Safi al-Rahman Mubarakfuri. Dari beberapa buku sirah yang aku punya, buku yang memenangkan kompetisi ilmiah tentang sirah nabawiyyah di Konferensi Islam International I tentang Sirah Nabawiyyah yang diselenggarakan di pakistan ini memang padat sekali.
Buku sirah nabawiyah karya Safi al-Rahman Mubarakfuri
Catatan kakinya pun lengkap. Layak jika buku karangan penulis asal India ini muncul sebagai pemenang dijadikan salah satu sumber pembuatan paket buku sirah berjudul Muhammad Teladanku untuk dibacakan ke anak-anak. Karena story telling dan kronologis dari sirahnya cukup detil.

Sebagaimana anak-anak, kita menanamkan nilai kebaikan melalui cerita bukan? Maka begitulah sirah ini disajikan dalam bentuk cerita agar mudah diterima oleh otak manusia. Ah, indahnya ketika kita sudah mengkhatamkan sirah membuat kita jadi mudah memahami tafsir Al quran.

Ketiga, setiap kisah dalam sirah memupuk keimanan

Ibarat tanaman hati kita itu butuh disiram juga dengan air sejuk yang berupa asupan jiwa. Melalui hal menyenangkan dalam bentuk kisah dalam sirah inilah yang mudah diterima hati dan otak manusia.

Melalui kisah para manusia pilihan dan teladan ini membuat kita jadi belajar banyak. Khususnya tentang keyakinan kita akan kebesaran Sang Pemilik Semesta yaitu Allah. Tentang tindak tanduk manusia mulai yakni Muhammad.

Suatu kali aku pernah mendengar kajian seorang ustadz. Beliau menyampaikan bahwa apa yang kita yakini maka itulah yang terjadi. Maksudnya seperti apa?

Saat hati kita kuat meyakini akan miracle dari Allah. Ketergantungan kita pada Sang Pencipta juga tinggi, itu artinya kita akan mengimani hal-hal yang mungkin terdengar mustahil. Seperti bab sedekah? Mana mungkin uang yang dikeluarkan untuk sedekah itu sejatinya tidak berkurang? Sedangkan faktanya uang itu sudah bukan milik kita.

Secara logika mungkin demikian. Namun hati kita jauh lebih tenang, pasalnya sedekah itu menolak bala'. Sebagaimana yang ada dalam hadits Hal ini riwayat At-Thabrani. “Bersegeralah bersedekah, sebab bala bencana tidak pernah bisa mendahului sedekah. Belilah semua kesulitanmu dengan sedekah. Obatilah penyakitmu dengan sedekah. Sedekah itu sesuatu yang ajaib. Sedekah menolak 70 macam bala dan bencana, dan yang paling ringan adalah penyakit kusta dan sopak (vitiligo).”

Masya Allah! Bab ini pun banyak sekali yang menguatkan mulai dari dalil Alquran hingga penjelasan dari Ibnu Qoyim.

Pun beberapa waktu lalu, aku menyimak akan tragedi tragis truk yang mengakibatkan kecelakaan berantai. Ada satu pasangan suami istri yang selamat. Kabarnya, suami istri ini tak sadar dengan kejadian tersebut. Hanya bingung melihat kondisi sekitar yang terjatuh karena akibat tabrakan truk itu.

Sedangkan sepasang suami istri ini berdiri di motornya dengan tenang tanpa tergores sedikitpun. Beserta jajan yang akan dibagikan untuk sedekah di jumat pagi itu. Masya Allah, Allahu Akbar!

Rupanya, keduanya adalah orang yang rajin bersedekah. Allahu akbar! Ini fakta yang bisa kita saksikan dan buktikan ada. Namun sejatinya, dalam kisah di sirah nabawiyah lebih banyak cerita serupa atau bahkan lebih haru.

Ah, inilah aku sampaikan kepada kawan hamimku sekalian bahwa membaca sirah sungguh dapat melembutkan hati. Sebab kita senantiasa diingatkan tentang hakikat kita sebagai hamba dan ditunjukkan betapa banyak kekuasaan Allah yang Maha Besar di dunia ini.

Tak hanya itu, kita juga perlu meyakini bahwa azab dan ganjaran akan ridha Allah itu nyata. Meski dalam sirah tak banyak membahas tentang hal demikian namun kita perlu meyakini satu hal. Apa yang membuat Rasulullah dan para sahabat serta tabi'in-tabi'in begitu kuat mempertahankan keimanan mereka?

Padahal bisa jadi kondisi mereka sangatlah tak menguntungkan. Bahkan ada yang harus menukarnya dengan nyawa. Lalu apakah yang mereka pertahankan?

Inilah kekuatan iman. Saat Bilal terus meneriakkan kata "Ahad" sedang tubuhnya dicambuk dengan kerasnya, saat keluarga Yasir menerima perlakukan menyakitkan karena keyakinannya pada Allah dan Muhammad. Sungguh ini adalah kisah-kisah yang mengetuk hati.

Melembutkan jiwa dan menyuburkan iman. Jika ada yang bilang agama adalah candu. Maka kita bisa melihat bahwa candu ini adalah candu yang membawa kita ke jalan kemaslahatan. Percayalah, ketaatan adalah berkah dalam hidup kita.

Alhamdulillah, demikian uraian dari celotehku tentang membaca sirah melembutkan hati. Ini adalah salah satu upayaku untuk mendekat pada Allah. Dengan aku membaca catatan sejarah kehidupan orang shalih ini menjadikanku sadar bahwa aku berada di titik syukur terlahir sebagai muslim.

Dan apakah aku hanya begini-begini saja? Masihkah hati ini keras untuk mendapatkan siraman hidayah lainnya? Mari kita jemput hidayah dengan melembutkan hati kita menyimak sirah yang mengesankan.

Sebuah catatan perenungan agar hati kita selalu dalam naungan kasih Allah. Buat kawan hamimku yang tinggal di Jogja bisa juga mengikuti catatan kawanku blogger asal Jogja yang sering memberikan info terkait masjid jogokariyan. Masjid di sana sering mengadakan kegiatan bedah sirah juga kabarnya. Semoga kita dimudahkan untuk hadir di majelis ilmu. Aamiin.
Hamimeha
Hamimeha
Bismillah, lahir di Pulau Garam, tumbuh di kota Santri, menetap di kota Pahlawan., Saat ini suka berbagi tentang kepenulisan-keseharian-dan parenting., ● Pendidik, ● Penulis 11 buku antologi sejak 2018, ● Kontributor di beberapa media online lokal dan nasional sejak 2019, ● Praktisi read a loud dan berkisah, ● Memenangkan beberapa kompetisi menulis dan berkisah, ● Narasumber di beberapa komunitas tentang parenting dan literasi. ●

Related Posts

20 komentar

  1. Terimakasih informasinya
    Baru saya paham apa bedanya sirah dan sejarah. Membaca sirah nabi dan sahabat bukan saja penting untuk anak-anak ya, tetapi juga penting untuk orang dewasa, menguatkan hati dan iman dalam menjalani hidup.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sangat penting buat kita mbak, bahkan seharusnya kita sebagai muslim wajib untuk membaca sirah sebelum membacakan ke anak2 hehrhe

      Hapus
  2. Masya Allah, bener mba Hamim kalau membaca sirah bisa melembutkan hati, karena banyak pesan kebaikan dan ibrah yang bisa kita ambil sebagai pembelajaran. Btw, jadi kangen pengen main lagi ke masjid Jogokariyan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah akupun pengen mbak ke masjid jogokariyan. Aku sering mupeng kalo ada yg share info ttg aktivitas masjid tersbut.

      Hapus
  3. Ah iya, makasih sudah nulis ini mbak
    Jadi makin semangat buat baca surah nabi bareng anak anak
    Biar nggak hanya semakin mengenal Nabi, tapi juga bisa punya hati yg lembut ya mbak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Seringkali orang berpikir sirah hanya untuk anak2. Padahal sebnarnya buku sirah memang ditulis untuk pembaca dewasa. Cuma memang lebih booming market untuk buku anak yang berisi sirah

      Hapus
  4. Tak terasa makin dekat saja ke bulan Ramadan. Semoga bertambah tebal ya keimanan kita. Terimakasih sudah berbagi kisah dan menambah pengetahuan tentang sirah.

    BalasHapus
  5. Iya betul, Mbak. Tersentuh banget rasanya pas baca sirah nabawiyah itu. Kadang tau-tau terharu sendiri ya. Huhu..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul mbak..apalagi kita membaca yang bukunya bercerita kronologisnya seperti sirah karya ulama almubarak furry ini.

      Hapus
  6. Masjid Jogokariyan sudah sering saya dengar dan baca
    Tapi belum kesampaian bisa ke sana setiap kali saya mendatangi Yogyakarta. Semoga suatu saat bisa ke sana...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehehe..akupun belum pernah mbak. Hanya pernah beberapa kali menyimak ust salim mengisi kajian sirah di sby.

      Btw, tulisanku ini bukan karena aku pernah ke masjid jogokariya hehehe..

      🙈

      Hapus
  7. aku kayaknya ada buku sirah yang karangan safi al rahman mubarakfury ini tapi kayaknya belum tamat bacanya. ada 1 buku sirah yang kupunya yang dari penulis mesir. jadi pengen baca sirah nabi lagi. sebagai muslim kita wajib dong ya tahu sejarah kehidupan nabi Muhammad SAW

    BalasHapus
  8. Ini buku yang sbeenernya ngga tamat2 di rak bukuku. Selalu adaaa aja distraksi dan kenginan untuk mendua huhu. Baca ini jadi pengin namatin Sirah nabawi

    BalasHapus
  9. Masyaallah. Kebetulan saya punya satu buku sirah belum habis dibaca. Semoga bisa dalam waktu dekat menamatkannya agar dapat melembutkan hati ini dan mendekatkan diri pada kisah2 nabi dan sahabat.

    BalasHapus
  10. MasyaAllah.. Setuju sih, membaca sirah memang rasanya lebih ngena ke hati. Oh iya di kota tempat tinggal ku sering ada kajian bedah sirah juga, kayanya aku harus mulai ikut juga.

    BalasHapus
  11. Terimakasih kak sudah mengingatkan, aku sudah lama punya sirah nabawi, jadi malu sudah lama belum kuselesaikan. Semoga sebelum Ramadhan ini bisa jadi rutinitas setiap hari untuk meluangkan waktu membacanya

    BalasHapus
  12. MashaAllah~
    Betul sekali, kak Hamim.

    Sering terlupa bahwa sejarah ini memang harus kita teladani. Bagaimana perjuangan dan bagaimana menghadapi segala sesuatu yang terjadi, itu semua jawabannya ada di Al-Qur'an dan Al-Hadits juga sirah yang menceritakan lengkap dari sumber yang terpercaya.

    Biasanya aku pinjam buku anak-anak yang Muhammad Teladanku untuk membaca sirah. Karena bahasanya simple tapi tetap memiliki makna yang dalam.

    Tabarakallahu~

    BalasHapus
  13. Hmmm.... Bener banget. Dalam Sirah tuh banyak keteladanan dan kisah yang sarat dengan hikmah ya. Jika dibaca rutin pun bener sih akan melembutkan hati kita ya

    BalasHapus
  14. MasyaAllah, terima kasih remindernya, Mbak Hamim. Saya tuh kalau sirah lebih suka dengar dari tausiyah ustadz ustadzah. Saya belum selesai juga baca Sirah Nabawiyah karya Safi al-Rahman Mubarakfuri. Target tahun ini menyelesaikan bacaannya supaya bisa cerita ke anak-anak juga.

    BalasHapus

Posting Komentar