=Hamimku

Urgensi Kreativitas dalam Ekonomi Kreatif di Era Digital, Siapkan Dirimu!

5 komentar
Uregensi kreativitas dalam ekonomi kreatif
Jalan-jalan ke tanah abang
Mampir sebentar beli pocari
Jangan sedih jangan bimbang
Orang kreatif selalu dicari


Hai Kawan Hamimku, gimana kabar puasanya? Moga lancar ya.

Dalam sebuah kelas yang pernah aku ikuti, seorang dosen pernah bertanya. Apa bedanya orang pintar dan cerdas? Singkatnya, orang pandai mengandalkan kemampuan yang ia punya untuk menyelesaikan masalah. Sedangkan orang cerdas tak hanya mengandalkan kemampuan melainkan mencoba mencari cara lain atau alternatif dalam menyelesaikan masalahnya.

Nah, jika menyimak dari dua jawaban di atas. Maka bisa kita simpulkan bahwa orang cerdas cenderung lebih kreatif dibanding dengan orang pintar. Ops, no offense ya! Tenang, perlu Kawan Hamimku ketahui bahwa sejatinya setiap orang memiliki kemampuan kreatifnya masing-masing kok. Jadi, kamu adalah orang cerdas versi kamu, ya gak?

Yoi, kali ini aku ingin ngobrol ringan yuks seputar urgensi kreativitas dalam ekonomi kreatif di era digital. Sebuah gagasan baru di perekonomian kita dalam mewadahi antara ide kreatif dan teknologi. Nah, apakah ekonomi kreatif dan industri kreatif itu sama? Yups, biar gak penasaran, temukan jawabannya di ulasanku di bawah yuks!


Kreativitas adalah Kunci

"Kuncinya kreatif." ungkapan singkat dari seorang mentor di sebuah webinar yang aku ikuti. Aku rasa kata kreatif ini menggaung dimana-mana. Apalagi di era digital saat ini.

Kreatif menjadi poin plus bagi seseorang ketika dia melamar pekerjaan. Termasuk seorang pemimpin, di situasi tertentu harus memiliki pemikiran kreatif dalam menjalankan kepemimpinannya.

Yups, kreatif adalah kunci dari lahirnya sebuah kreativitas dalam hal apapun. Nah, apa sih kreativitas simak yuks ulasannya di bawah ini!


Sekilas tentang Kreativitas

Menyoal tentang arti kreativitas sebenarnya cukup kompleks. Apalagi, sudut pandang tentang kreativitas tak hanya dilihat dari sisi individu saja melainkan hasil yang dirasakan dalam sebuah kelompok. Nah, bagaimana tuh?

Guilford (1950) merupakan tokoh pertama yang mendefinisikan kreativitas sebagai kemampuan-kemampuan yang menjadi ciri khas orang kreatif.

Namun, nilai kreatif individu baru terlihat jika hasilnya bisa dirasakan di tingkat kelompok. Nah, kemudian lahir pendefinisian baru tentang kreativitas yakni produksi ide-ide baru, tepat, dan sesuai dengan peluang dan masalah. Poin disini, menitikberatkan bahwa kreativitas sebagai produksi ide, proses, atau produk baru yang berguna oleh seseorang atau kelompok.
Dan berdasarkan kesepakatan para peneliti, istilah kreativitas memiliki arti "sesuatu yang baru dan bernilai". Dan perlu Kawan Hamimku ketahui, bahwa prinsip dari kreativitas adalah penemuan dan pemecahan masalah.
Wah inilah alasan dari orang kreatif itu banyak dicari, sebab ia merupakan problem solving. Lalu apakah ciri-ciri orang yang memiliki kreativitas tinggi?
 

Ciri-Ciri Orang Kreatif

Yups, mengulang apa yang disampaikan oleh Guilford pertama kali. Bapak pencetus teori SOI (structure of Intellectual) ini memang banyak berbicara tentang struktur kecerdasaan seseorang banyak mengarah kepada kreativitas seseorang.

Maka tidak salah jika di awal, aku menulis bahwa bagi Guilford kreativitas adalah ciri khas orang-orang kreatif. Kreativitas, menurut Guilford (1967), dapat dinilai dari ciri-ciri aptitude seperti kelancaran, fleksibilitas dan orisinalitas, maupun ciri-ciri non-aptitude, antara lain temperamen, motivasi, serta komitmen menyelesaikan tugas. Hidup berarti menghadapi masalah, dan memecahkan masalah berarti tumbuh berkembang secara intelektual (J.P. Guilford).
Tentang berpikir kreatif
Lalu apa ciri-ciri orang kreatif?


Individu dapat memiliki kreativitas yang tinggi jika mereka memiliki ciri- ciri kepribadian orang yang kreatif, yaitu:

1. memiliki motivasi instrinsik yang tinggi
2. memiliki rasa ingin tahu yang tinggi
3. menyukai tantangan
4. ekpresif
5. memiliki keahlian dan keterampilan

Amabile (1997) mengemukakan bahwa teori komponensial kreativitas menunjukkan bahwa setiap individu memiliki kapasitas untuk menghasilkan setidaknya sedikit karya kreatif dan beberapa faktor seperti lingkungan kerja dan waktu dapat mempengaruhi tingkat perilaku kreatif dan frekuensinya. Ada tiga komponen utama dalam kreativitas individu yaitu domain keahlian atau keterampilan, keterampilan berpikir kreatif, dan motivasi tugas intrinsik.

Nah, jika menyimak pemaparan dari Amabile, sebenarnya setiap kita adalah individu yang kreatif kok. Hanya saja, kreativitas dalam diri kita diasah atau tidak? Inilah yang membedakan pencapaian dari tiap orang jadi berbeda. Masih belum sadar? yuks dah lanjut ke pemaparan ekonomi kreatif di bawah ini!

Ekonomi Kreatif di Era Digital

“Cita-cita jadi youtuber atau vlogger.” Ini adalah salah satu tulisan seorang anak TK yang ditulis dalam buku kenang-kenangan. Sejujurnya tidak begitu terkejut karena di era digital seperti saat ini banyak orang yang beralih menjadi youtuber, vlogger, atau content creator dalam menghasilkan uang. Istiah baru dalam dunia keprofesian, bukan?

Nah ternyata. semua pekerjaan yang aku sebutkan di atas memang benar adanya. Di era digital seperti saat ini, kemajuan teknologi banyak memberikan perubahan dan wajah baru di berbagai sisi tak terkecuali ekonomi.

Sekilas tentang Ekonomi Kreatif

Di era digital saat ini, kata ekonomi kreatif atau yang biasa disingkat sebagai ekraf sebeanrya sudah tidak asing lagi di telinga. Berbagai bisnis dijalankan dengan mengutamakan konsep kreatif sehingga tidak saja memudahkan masyarakat, tapi juga mengintensifkan kreativitas.

Nah, kuncinya di kreativitas!

Menilik arti dari ekonomi kreatif, para ahli memberikan pendapatnya tentang pengertian ekonomi kreatif. John Howkins, mengatakan bahwa ekonomi kreatif adalah sebuah konsep yang digunakan untuk mengembangkan ekonomi yang berkelanjutan melalui daya kreativitas yang dimiliki oleh setiap individu.
Bagi John Howkins, kreativitas setiap individu menjadi modal utama dalam menjalankan ekonomi kreatif terutama dalam menciptakan sesuatu.
Sedangkan, menurut Institute For Development Economy and Finance menyebutkan bahwa ekonomi kreatif adalah sebuah proses untuk meningkatkan nilai tambah hasil yang berasal dari kekayaan intelektual yang terdiri dari keahlian, kreativitas, dan bakat-bakat individu untuk menghasilkan atau menciptakan sebuah produk yang bisa dijual.

Wah, bisa dikatakan bahwa ekonomi kreatif ini sangat menekankan kreativitas seseorang ya.

Menariknya lagi, ekonomi kreatif ini sudah digabungkan di Indonesia sejak masa jabatan presiden bapak Susilo Bambang Yudhoyono di tahun 2006. Dan engertian ekonomi kreatif tercantum di dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2019 Tentang Ekonomi Kreatif. Di dalam UU tersebut, pengertian ekonomi kreatif adalah perwujudan nilai tambah dari kekayaan intelektual yang bersumber dari kreativitas manusia yang berbasis warisan budaya, ilmu pengetahuan, dan/atau teknologi.

Ciri-ciri ekonomi kreatif
Nah lalu, apa sajakah usaha yang masuk dalam ekonomi kreatif?

Dilansir dari laman Kemenparekraf, contoh atau subsektor ekonomi kreatif di Indonesia adalah sebagai berikut: Pengembang permainan Seni kriya Desain interior Musik Seni rupa Desain produk Fashion Kuliner Film, animasi, dan video Fotografi Desain komunikasi visual Televisi dan radio Arsitektur Periklanan Seni pertunjukan Penerbitan Aplikasi.


Banyak juga ya Kawan Hamimku. Jika kita amati, semua sektor tersebut memang membutuhkan kreativitas yang tinggi.


Pentingnya Kreativitas dalam Dunia Ekonomi Kreatif di Era Digital

Kreatif
Yup, menyimak definisi ekonomi kreatif sebelumnya maka kita bisa menyimpulkan bahwa poin hadirnya ekonomi kreatif sanga menekankan adanya kreativitas di sana.

Kreativitas dalam ekonomi kreatif ibarat jiwa atau roh dalam menjalankan aktivitasnya. Ditambah dengan kemajuan teknologi yang mendorong setiap orang untuk bisa memanfaatkan teknologi sedemikian rupa sehingga bisa memberikan nilai kebermanfaatan yang lebih dalam menyelesaikan masalah sehari-hari.

Bukankah ini sesuai dengan prinsip kreativitas ya Kawan Hamimku?

Yang tak kalah penting terkait mengapa kreativitas menjadi kunci dalam ekonomi kreatif di era digital saat ini adalah sebagai berikut:

1. Dalam ekonomi kreatif diperlukan untuk mengasah ide-ide kreatif yang sudah dimiliki oleh setiap individu
2. Perlunya menciptakan lapangan pekerjaan baru, sehingga angka pengangguran berkurang
3. Membangun kompetisi usaha yang lebih sehat
4. Menciptakan profesi-profesi baru yang sebelumnya tak pernah terpikirkan
5. Mempercepat inovasi produk dalam berbagai jenis bidang

Nah, jika tidak ada individu yang memiliki kreativitas yang tinggi maka bagaimana ekonomi kreatif ini berjalan dengan maksimal?

Tumbuhlah Menjadi Pribadi yang Kreatif

Creativity is the key to success in the future, and primary education is where teachers can bring creativity to children at that level. (A. P. J. Abdul Kalam)
Aku selalu tertarik mengamati bagaimana seorang anak bertumbuh. Jika kita belajar tentang teori perkembangan, Piaget sangat detil memberikan ulasan dari proses bertumbuhnya seorang anak bayi hingga dewasa. Dan sepanjang fase tersebut mengajarkanku akan satu hal, bahwa Tuhan sejatinya tak pernah menciptakan produk gagal. Kita telah dilahirkan ke dunia dengan segala potensi yang kita punya tak terkecuali kemampuan kita dalam berkreasi untuk bisa beradaptasi.

Hanya saja, kadang kita tak sadar atau bahkan tak tahu cara mengembangkan potensi tersebut. Akibatnya, kita tumbuh menjadi pribadi ya “so-so” saja. Maka dari itu, tidak ada kata terlambat untuk terus menjadi pribadi yang lebih baik. Mari kita memaksimalkan waktu yang kita punya untuk tumbuh secara optimal.

Orang yang memiliki daya kreativitas yang tinggi tak akan mudah tumbang dengan keadaan. Seberapa besar perubahan zaman, orang cerdas selalu punya cara untuk berpikir kreatif dalam beradaptasi. Nah, bersiap tumbuh menjadi pribadi kreatif?


sumber :  
1. Al-Ababneh, Mukhles. M.The Concept of creativity: Definitions and Theories. 2020.
2. https://money.kompas.com/read/2022/08/23/205927526/ekonomi-kreatif-pengertian-ciri-ciri-manfaat-dan-contohnya
3. https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-ekonomi-kreatif/

Hamimeha
Hamimeha
Bismillah, lahir di Pulau Garam, tumbuh di kota Santri, menetap di kota Pahlawan., Saat ini suka berbagi tentang kepenulisan-keseharian-dan parenting., ● Pendidik, ● Penulis 11 buku antologi sejak 2018, ● Kontributor di beberapa media online lokal dan nasional sejak 2019, ● Praktisi read a loud dan berkisah, ● Memenangkan beberapa kompetisi menulis dan berkisah, ● Narasumber di beberapa komunitas tentang parenting dan literasi. ●

Related Posts

5 komentar

  1. Setuju banget nih, dengan derasnya arus persaingan masa kini, wajib banget dituntut untuk lebih kreatif, agar bisa selalu bersaing.
    Banyak banget orang hanya sekadar pintar, tapi kurang kreatif, alhasil kegeser sama orang-orang yang memang lebih mengutamakan kreatifitas :)

    BalasHapus
  2. Ya namanya ekonomi kreatif ya, Mbak. Wajib dong adanya unsur kreativitas ya mbk. Sisi kreatif ini yang wajib dimiliki apalagi di era digital ini ya, Mbak. Setuju sama pernyataan orang cerdas selalu punya cara untuk berpikir kreatif dalam beradaptasi. Hayuk tumbuh menjadi pribadi kreatif!

    BalasHapus
  3. Betul, kemampuan kreatif is a must di masa kini. Uniknya kadang ketika kepepet kreativitas itu muncul ya

    BalasHapus
  4. sekarang ini, kita dituntut untuk kreatif yaa, apalagi sekarang adalah zaman persaingan, yang gak bisa bersaing akan tersingkir makanya kita dipaksa untuk melakukan sesuatu yang beda dari yang lain

    BalasHapus
  5. memang sih sekarang pintar aja nggak cukup yaa kita juga harus kreatif entah itu dalam menciptakan peluang atau kreatif mencoba hal-hal baru agar tidak tertinggal dengan yang lain

    BalasHapus

Posting Komentar