=Hamimku

Adab Berbagi Agar Pahala Kebaikan Tak Berguguran

Posting Komentar
Adab berbagi

Hai Kawan Hamimku!

Aku ingin mengulas tentang ada berbagi agar pahala kebaikan tak berguguran. Wow tampaknya agak berat ya, tapi konteks berbagi ini gak cuma tentang infaq, sedekah, ya Kawan  Hamimku! Termasuk berbagi dalam bentuk tulisan juga bisa lho! Simak yuks!

Alhamdulillah sudah memasuki bulan Sya'ban. Artinya bulan mulia tinggal hitungan hari. Pasalnya di bulan Ramadan segala kebaikan dilipatgandakan pahalanya.

Bahkan tak jarang banyak orang berlomba-lomba berbuat kebaikan sebanyak-banyaknya di bulan penuh berkah itu. Tak hanya perihal ibadah namun juga kepedulian kepada sesama semakin tinggi. Selain materi banyak pula yang berbagi fliyer atau tulisan juga kan ya.

Hal ini terbukti dengan banyaknya gerakan sosial berbagi ta'jil di jalanan, para warga berebut menyediakan menu untuk buka di mushola atau saat tadarus, belum lagi ketika menjelang Hari Raya Idul Fitri seringkali ada program-program santunan, dan masih banyak lagi kegiatan sosial lainnya. Pun tulisan juga lho! Sebagai seorang blogger aku mengamati banyak pula yang bersedekah ilmu atau fliyer bahkan status wa.

Eits, tapi awas jika tak mengikuti adabnya!

Nah, aktivitas kebaikan memang penuh inspirasi jika dilakukan dengan setulus hati. Eits, bukan bermaksud untuk suudzon ya Kawan Hamimku. Tapi ini sebagai media pengingat bahwa dalam kehidupan seorang muslim, akhlak menjadi cerminan keimanan seseorang.

Tak terkecuali bahkan saat berbuah baik. Konon katanya, nasihat yang baik jika disampaikan dengan cara yang kurang tepat malah jadinya menyakitkan. Nah, sama halnya dengan aktivitas berbagi ini. Alih-alih berbuat kebaikan yang berbalut kepedulian sosial terhadap sesama akan tetapi karena ada adab-adab yang kurang diperhatikan malah menjadikan bergugurnya nilai kebaikan tersebut. Kawan Hamimku gak mau seperti itukan?

Apakah itu Adab?


Yup!

Apa sih adab itu? Sama gak dengan etika?
Adab menurut kbbi
Yuks kita ulas sekilas ya di bawah ini! Dari beberapa referensi yang aku baca nih Kawan  Hamimku, aku menemukan daftar pustaka dari sebuah kajian ilmiah sebagai berikut:

Menurut al-Attas dalam buku Konsep Pendidikan Dalam Islam. Terj. dari Bahasa Inggris oleh Haidar Bagis [(Bandung: Mizan, 1996), h. 60. ] secara etimologi (bahasa); adab berasal dari bahasa Arab yaitu addaba-yu’addibu-ta’dib yang telah diterjemahkan oleh al-Attas sebagai ‘mendidik’ atau ‘pendidikan’.1 Dalam kamus Al-Munjid dan Al Kautsar, adab dikaitkan dengan akhlak yang memilki arti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat sesuai dengan nilai-nilai agama Islam.

Sedangkan, dalam bahasa Yunani adab disamakan dengan kata ethicos atau ethos, yang artinya kebiasaan, perasaan batin, kecenderungan hati untuk melakukan perbuatan. Ethicos kemudian berubah menjadi etika.

Menurut al-Attas, akar kata adab tersebut berdasarkan dalam sebuah hadis Rasulullah saw yang secara jelas mengunakan istilah adab untuk menerangkan tentang didikan Allah SWT yang merupakan sebaik-baik didikan yang telah
diterima oleh Rasulullah saw. Hadis tersebut adalah:
 “Addabani Rabbi pa Ahsana Ta’dibi” : Aku telah dididik oleh Tuhanku maka pendidikanku itu adalah yang terbaik. 
Adapun secara istilah (terminology), al-Attas mendefinisi adab sebagai suatu: Pengenalan dan pengakuan yang secara berangsur-angsur ditanam kedalam manusia tentang tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu didalam tatanan penciptaan sedemikian rupa, sehingga hal ini membimbing kearah pengenalan dan pengakuan tempat Tuhan yang tepat di dalam tatanan wujud dan keperiadaan.

Maka tidak heran, jika al-Attas menyampaikan dan menjelaskan konsep adab sebagai inti dari pendidikan Islam. Dan aku merasa secara pandangan universal pun, setiap orang pasti sepakat bahwa suka dengan manusia yang memiliki adab bukan?

Nah dari pembahasan arti kata adab tersebut maka kita dapat mengambil kesimpulan bahwa Arti adab secara keseluruhan yaitu segala bentuk sikap, perilaku atau tata cara hidup yang mencerminkan nilai sopan santun, kehalusan, kebaikan, budi pekerti atau akhlak. 

Pasalnya, orang yang beradab adalah orang yang selalu menjalani hidupnya dengan aturan atau tata cara. Tidak ada bagian dari aktivitas kehidupannya terlepas dari tata cara (adab) yang diikutinya. Karena aktivitas hidup
manusia bermacam-macam dan masing-masing membutuhkan tata cara, maka muncul pula berbagai macam adab.

Adab adalah disiplin rohani dan jasmani yang memungkinkan seseorang dan masyarakat mengenal dan meletakkan segala sesuatu pada tempatnya dengan benar dan wajar, sehingga menimbulkan keharmonisan dan keadilan dalam diri, masyarakat, dan lingkungannya.

Hasil dari adab adalah mengenal Allah SWT dan melakukan ibadah dan amal.

Sebagai seorang muslim, adab adalah inti dari ajaran Islam dan tujuan dari diutusnya Nabi Muhammad saw. Telah diketahui bahwa Nabi
Muhammad diutus muka bumi ini adalah untuk mendidik manusia supaya menjadi manusia yang mulia “Innamā bu’ithtu li-utammima makārim al- akhlāq”.(Hadis dari Abu Hurairah diriwayatkan oleh Imam Ahmad, alHakim dan al-Byhaqi.)

Sehingga, disampaikan dalam sebuah hadis Rasulullah saw bahwa “muslim yang sempurna keimanannya adalah unggul akhlaknya" (HR Tirmidz )

Pentingnya Adab dalam setiap amal


Jadi masih bertanya nih? Seberapa penting adab dalam setiap amal kita? Yuks deh bagi yang seiman denganku khususnya. Kita memahami bahwa Islam adalah agama yang mengatur semua sisi kehidupan, mulai dari perkara yang kecil hingga perkara yang besar.

Hingga orang-orang kafir pernah bertanya kepada Salman ;

“Nabi kalian benar-benar telah mengajarkan segala hal hingga masalah buang hajat?” Salman menjawab,

“Benar.” ( HR Muslim )

Diantara perkara yang diatur di dalam syari‟at
Islam adalah tentang masalah adab. Sangat banyak hadits-hadits yang menerangkan tentang masalah adab, yang menunjukkan bahwa Islam sangat memperhatikan masalah tersebut. Karena demikian pentingnya masalah adab, sehingga seorang suami berkewajiban untuk mengajarkan kepada keluarganya adab dan ilmu agama. Allah SWT berfirman;

“Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah diri kalian dan keluarga kalian dari api Neraka.” (Qs At Tahrim:6)

Ali ra ketika menafsirkan ayat ini, mengatakan;

“Ajarkanlah adab kepada mereka dan ajarkanlah (ilmu agama) kepada mereka.” (Tafsir Qur'anil Adzim)
Adab-adab dalam islam
Adapun adab yang diatur di dalam Islam cukup detil, beberapa contoh yang sering kita tahu adalah mulai dari adab; makan, di masjid, berdoa, membaca Al-Qur‟an, bertamu, menjenguk orang sakit, berpergian, hingga adab tidur. Namun sejatinya, Islam mengatur tak hanya bab pribadi melainkan adab mengatur urusan negara sekalipun. Luarbiasa ya!

Jika hal yang bersifat privasi saja adabnya bagaimana dengan urusan yang melibatkan orang lain. Tentu ada adab yang perlu kita perhatikan bukan. Adab di pasar, manjelis, menyalurkan sedekah, zakat, infaq, menasihati, dan urusan lainnya.

Bahkan dalam hal berbagi ini ya Sobat Hamim, meski tampaknya ini adalah sebuah akrtivitas kebaikan. Namun jika dilakukan dengan cara tanpa adab tentu berakibat gugurnya pahala. Apalagi sampai menyakiti orang yang menerima kebaikan kita. Naudzubillah.

Nah, dalam kesempatan kali ini izinkan aku untuk memaparakan adab berbagi agar pahala kebaikan tak berguguran.

Pentingnya Adab Berbagi Agar Pahala Kebaikan Tak Berguguran


Pernah gak sih Kawan Hamimku menemui adegan semacam ini; ada seseorang atau sekelompok orang melakukan aktivitas sosial namun kemudian orang tersebut minta difoto lalu dokumentasinya disebarkan ke media-media sosial mereka.

Menurut Kawan Hamimku bagaimanakah dengan fenomena tersebut? Apalagi kabarnya di era digital ini banyak orang membangun pencitraan melalui media sosial mereka. Ehm, biar viral kali ya?

Ehmm, apakah semua berniat demikian? Tampaknya menanggapi contoh adegan di atas ada berbagai macam reaksi. Mungkin ada yang menganggap biasa saja atau bisa juga kontra. Karena jika ingin berbuat baik sebaiknya dijaga niatnya tanpa perlu dipamerkan.

Nah nah, dalam hal ini ada baiknya jika kita mengedepankan adab dalam melakukan sesuatu. Sehingga kejadian yang membuat pahala si pemberi ataupun hati si penerima juga sama-sama lapangnya. Bukankah semua amal tergantung niatnya?

Yuks deh kita ulas apa adab berbagi yang perlu kita perhatikan?
 

Adab Berbagi yang Perlu Kita Perhatikan


Nah, sampai deh kita ke pembahasan adab berbagi yang perlu kita perhatikan. Dalam hal ini berbagi tidak sebatas hal materi ya Kawan Hamimku!

Bahkan memberi nasihat, berbagi dalam bentuk tulisan pun juga perlu menjaga adabnya.

Apa sajakah itu?
Adab berbagi dalam islam
Pertama, luruskan niat.

Pastikan bahwa saat kita ingin berbagi apapun diluruskan niat sejak awal. Bahwa apa yang kita lakukan adalah ikhlas karena Allah SWT semata.

Niat menjadi landasan kita dalam beramal bukan? Jadi pastikan agar setan tak menghasut kita untuk melakukan niat buruk berkedok kebaikan, naudzubillah min dalik.

Kedua, lakukan dengan cara yang baik.

Seperti yang telah aku sempat singgung sebelumnya, saat kita memiliki niat yang baik maka lakukan dengan cara yang baik juga ya Kawan Hamimku.

Misalnya, kita berbagi santunan maka saat kita mau minta dokumentasi biasakan untuk izin kepada si penerima hal ini tentu dalam rangka menjaga perasaan si penerima.

Termasuk saat kita berbagi tulisan, pastikan untuk tidak menulis yang bisa membuka aib seseorang alih-alih agar yang lain mendapat pelajaran dari kisah yang kita bagi namun membuka aib seseorang. Maka ada baiknya kita tetap menjaga harga diri seseorang tersebut.

Dan masih banyak lagi. Terkait cara ini pastikan bahwa kita juga memperhatikan perasaan si penerima atau memposisikan diri semisal berada di kondisi mereka. Hal ini akan membuat kita lebih peka bagaimana kita melakukan tindakan tersebut.

Ketiga, jauhi sikap bakhil


Semoga kita terlindungi dari sifat bakhil ini ya Sobat Hamim. Hal ini diingatkan dengan lugas dalam firmanNya,

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan sipenerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia." (QS al-Baqarah [2]: 264)

Keempat, jika berbagi berupa materi maka pastikan kehalalannya

Karena sejatinya tidak ketaatan dalam kemaksiatan. Meski kita sudah dicekoki movie yang fenomenal tentang hero yang mencuri dan dibagikan kepada rakyat miskin.

Dalam Islam hal ini tidak dibenarkan. Karena dalam adab berbagi maka pastikan bahwa barang atau uang adalah baik dan halal. Baik secara asal bahannya maupun cara memperolehnya.

Kelima, tidak menjawab permintaan berbagi khususnya bersedekah dengan penolakan.

Poin terakhir ini sangat mungkin terjadi? Apalagi jika kita di jalan-jalan menemui (maaf) peminta-minta. Misalnya kita memang tidak mau berbagi maka adabnya sebaiknya gunakan suara lirik ketika menolak.

Bisa jadi dalam kondisi tertentu seseorang mungkin berpikir lebih baik tidak memenuhi permintaan sedekah yang sudah ada di depannnya. Sekali lagi, mari kita kedepankan akhlak baik kita dengan cara melakukan penolakan yang baik tanpa mempermalukan.

Maka lakukan penolakan itu dengan suara lembut atau lirih, tanpa harus membentak-bentak atau berkata kasar kepada pihak peminta sedekah. Pun saat berbagi tulisan atau nasihat ya, jangan sampai memojokkan. Ini juga bagian dari adab bukan?

Alhamdulillah, panjag lebar ulasan terkait adab ini merupakan pengingingat bagi aku pribadi Kawan Hamimku. Sebab adab itu merupakan pelajaran yang juga harus dipraktikan sepanjang hayat kita sejak dini hingga tutup usia.

Semoga ulasan adab berbagi agar pahala kebaikan tak berguguran ini bermanfaat untuk Kawan Hamimku semua ya! Jika ada yang mau ditambahkan juga boleh lho!


Yuks kita saling memberi insight kebaikan dan menjadi manusia yang bermanfaat dan beradab.aamiin
Hamimeha
Hamimeha
Bismillah, lahir di Pulau Garam, tumbuh di kota Santri, menetap di kota Pahlawan., Saat ini suka berbagi tentang kepenulisan-keseharian-dan parenting., ● Pendidik, ● Penulis 11 buku antologi sejak 2018, ● Kontributor di beberapa media online lokal dan nasional sejak 2019, ● Praktisi read a loud dan berkisah, ● Memenangkan beberapa kompetisi menulis dan berkisah, ● Narasumber di beberapa komunitas tentang parenting dan literasi. ●

Related Posts

Posting Komentar