=Hamimku

Self Love Adalah Tentang Kesadaran Memahami Diri Sendiri

12 komentar
Self love adalah tentang kesadaran memahami diri sendiri
"Are you happy?"

Pertanyaan ini sekilas memang terlihat remeh bahkan receh. Apalagi yang bertanya adalah kita pada diri kita sendiri. Terdengar aneh bukan?

Namun ternyata inilah langkah awal diri kita mengenal diri sendiri. Jika Kawan Hamimku tidak terbiasa untuk berdialog dengan diri sendiri, sungguh pertanyaan semacam ini terdengar aneh.

Namun perlu kamu ketahui bahwa melalui buku memeluk cermin, Kawan Hamimku akan tersadarkan makna dari self love. Dua puluh lima penulis menuturkan kisahnya masing-masing. Melalui cerita mereka kita belajar perasaan tidak mencintai diri sendiri.

Dan, melalui buku bersampul hitam ini aku mendapati bahwa self love adalah tentang kesadaran memahami diri sendiri. Yang ternyata itu tak mudah jika tak biasa kita lakukan.


Mau mendengar ulasan bagaimana seorang yang pernah mengalami depresi akhirnya menjadi seorang ibu dengan kekuatannya yang tersisa menemukan makna mencintai dirinya sendiri?

Yuks kita lanjut ulasannya di bawah ya!

Biodata Buku Memeluk Cermin

Buku memeluk cermin karya FLP Surabaya

Judul : Memeluk Cermin


Penulis: FLP Surabaya


Penerbit : Sahaja


Cetakan : I, tahun 2021


ISBN: 978-623-6677-29-2


Isi : 170 halaman


Harga: Rp 65.000,-

Viralnya isu kesehatan mental yang mulai digaungkan di berbagai kalangan membuat kita menyadari untuk aware pada diri kita sendiri. Meski sebenarnya, self love bukanlah salah satu yang menjadi bagian dari mental health itu sendiri.

Namun faktanya, tingginya tingkat depresi seseorang juga dipengaruhi akan perasaan tidak memahami diri sendiri, pengaruh lingkungan yang tak memberi positive vibes, bahkan traumatik akan masa lalu baik kepada seseorang, kelompok, maupun kejadian yang kurang menyenangkan.

Dan, inilah buku yang handy dan nyaman untuk dijadikan kawan bertukar pikiran bagi kalian yang ingin berdialog dengan diri sendiri. Memeluk Cermin adalah salah satu judul yang diambil dari salah satu cerita penulis di buku ini.

Berkisah tentang seorang perempuan yang membawa luka masa kecilnya, rasa depresi, kecewa, dan perasaan bersalah hingga ia menyandang peran sebagai ibu. Seiring berjalan waktu, dia nyaris tak pernah bercermin karena benci melihat sosoknya sendiri.

Yup! Hingga akhirnya si perempuan menyadari untuk membuka ruang akan rasa sakit dan penerimaan dirinya melalui cermin. Ya, dia bercermin untuk berbicara lebih dalam dengan dirinya sendiri. Lalu memeluk cermin itu. Menguatkan!

"Kini, setiap hari aku selalu memeluk cermin. Bercengkrama mesra dengan diri sendiri meski kadang kami sering bertengkar." (Halaman 99)

Menemukan Makna Self Love Adalah Tentang Kesadaran Memahami Diri Sendiri


Beda orang, beda kisah, beda latar belakang, serta jelas beda alur hidup dari dua puluh lima penulis buku memeluk cermin namun ada benang merah yang membuat tulisan dalam buku ini menjadi asyik. Terbukanya kesadaran dalam diri.

Ada yang menuturkan kisah kecewa atas tuntutan pada dirinya,

"Lantas apa salah jika aku ingin melakukan hal-hal yang benar-benar aku inginkan? Daripada menghabiskan waktu untuk hal yang terus menyiksa?" (Halaman 27)

Senada dengan kisah di Zona Merah, penulis menuturkan,

"Kamu sayang banget sih sama mereka, sampai kamu izinkan mereka menyakiti hatimu seperti ini." (Halaman 55)

Penjabaran kisah yang singkat namun pada ini, memberikan gambaran bahwa selama ini kita kadang lupa jika sering menjadi lilin. Alih-alih membahagiakan orang lain akan tetapi kita lupa bahwa kebahagiaan kita juga penting.

Tak hanya menemukan sisi insecuritas dan titik kelemahan yang kemudian membangun kesadaran akan langkah kurang tepat selama ini. Para penulis juga mengajak pembaca untuk memahami dirinya sendiri. Berdialog, deep talk, dan mesra.

Seperti dalam kisah Solilokui: Tiga Belas Hal Yang Ingin Kutuliskan, salah satu cuplikannya,

"Kamu tak perlu capai-capai menciptakan kebahagiaan untuk orang lain. Kamu hanya perlu merasakan kebahagiaan. Dengan begitu, orang lain yang berada di sisimu akan menikmati kebahagiaan yang tidak sengaja kamu ciptakan untuk mereka." (Halaman 46)

Sama halnya dengan tulisan berjudul Resonansi Hati dalam buku ini,

Quote self love

Yup!

Beragam karakter, sumber masalah, dan bermacam solusi dihadirkan melalui dua puluh lima penulis Memeluk Cermin. Sederhana, namun akhirnya kita menyadari bahwa makna self love adalah tentang kesadaran memahami diri sendiri. Sejauh apa,sedalam apa, dan sedekat apa kita kenal dengan jiwa kita. Emosi, perasaan sedih, senang, bahagia, marah, kecewa, dan lain sebagainya. Sudahkah kita mengenalnya dalam diri kita?

Lima Alasan Perlu Membaca Buku Memeluk Cermin


Setelah kutuntaskan buku handy ini, aku menyimpulkan ada lima catatanku kenapa kawan hamimku perlu membacanya juga.

Pertama, sarat makna namun dijabarkan secara lugas. Meski ada yang ditulis dalam bentuk prosa, solilokui, semi artikel, bahkan dibungkus fiksi. Namun kita tetap diberi suguhan kemudahan memahami hikmah cerita para penulis.

Seperti dalam kisah pamungkas buku Memeluk Cermin yang berjudul, Titik Balik.

"Tiga kali lolos dari maut dalam kurun waktu sembilan bulan telah menyadarkannya bahwa hidupnya sangat berharga. Peristiwa demi peristiwa pahit telah dialaminya telah menjadi titik balik kehidupannya." (Halaman 128)

Kedua, diangkat dari kisah nyata penulis. Kisah yang tertuang bukan fiktif. Namun pengalaman pribadi penulis atau bahkan orang lain yang memang ada.

Meski dibungkus serupa cerpen, akan tetapi itu adalah bagian dari perasaan penulis. Seperti dalam tulisan berjudul Aku adalah Saya. Lugas sekali gambaran dari si penulis bagaimana kehidupan sehari-hari yang dia lakukan.

Setali tiga uang, kisah Egotrip dalam buku ini. Penulis adalah seorang lelaki yang suka naik gunung. Detail bagaimana ia memberikan gambaran saat melakukan perjalanan dan mengambil makna self love melalui perjalanan hidupnya itu.

Dan masih banyak lagi, asyik untuk menjadi teman di kala senja.

Ketiga, masalah yang hadir sangat relate dengan kehidupan kita. Uniknya, keberagaman latar belakang dari penulis memperkaya kisah buku karya anggota FLP Surabaya ini.

Keempat, kalimatnya ringan. Pilihan diksinya tak membuat pusing kepala. Komunikatif, interaktif, seakan kita diajak ngobrol dan ikut merasakan healing yang dilakukan oleh penulis dalam mengatasi perasaannya.

"Kini aku harus lebih banyak koleksi kacamata. Sehingga ketika ada layar atau pemandangan baru melintas di hadapanku, aku tidak serta merta merasa terlalu silau, tidak juga berakhir sakit mata berkepanjangan atau bahkan buta." 
(Halaman 103) 

Kelima, handy. Buku ini ringan, ukurannya juga sangat pas jika dibawa mobile. Kawan Hamimku bisa membacanya saat antri sesuatu, menunggu bis atau lampu merah, di perjalanan, atau bahkan saat santai. Me time yang berkualitas sambil melakukan refleksi diri.

Yup!

Aku bahagia sekali, saat membaca buku yang awalnya berjudul Mencintai Diri Sendiri ini pertama kalinya saat melakukan sharing tentang self love di sebuah komunitas. Dengan membaca kumpulan kisah 25 penulis yang beragam, aku jadi bisa memahami bahwa self love itu cukup kompleks.

Sebab kompleksnya masalah yang mendasari, maka kunci penyelesaian setiap orang pun bisa jadi berbeda. Namun fakta yang perlu diakui, kunci suksesnya adalah membuka ruang pemahaman bahwa self love adalah tentang kesadaran memahami diri sendiri.

Sepahit, sekacau, seacak adut seperti apapun lingkungan di luar kontrol kita. Selama kita mengerti dan memahami diri kita. Maka kita tak perlu khawatir. Dalam sebuah ilmu psikologi, pengendalian diri melalui sisi internal diri kita inilah yang disebut lokus internal.

Saat kita mengenal diri kita maka kita akan tahu bagaimana bersikap menghadapi orang atau peristiwa di luar kita.Yuks, terus belajar dan bertumbuh menjadi pribadi yang lebih baik dengan self love yang tepat!
"If Life is a journey. Them, self awareness is your google maps" (Memeluk Cermin, halaman 96)

Love you All!
Hamimeha
Hamimeha
Bismillah, lahir di Pulau Garam, tumbuh di kota Santri, menetap di kota Pahlawan., Saat ini suka berbagi tentang kepenulisan-keseharian-dan parenting., ● Pendidik, ● Penulis 11 buku antologi sejak 2018, ● Kontributor di beberapa media online lokal dan nasional sejak 2019, ● Praktisi read a loud dan berkisah, ● Memenangkan beberapa kompetisi menulis dan berkisah, ● Narasumber di beberapa komunitas tentang parenting dan literasi. ●

Related Posts

12 komentar

  1. keren mbak bukunya.. jadi merenung untuk menemukan makna self love.. masya Allah

    BalasHapus
  2. Masyaa Allah. Buku ini ditulis oleh FLP ya? Buku buku yang ditulis FLP biasanya so touch so inspiring. Aku pernah baca yang judulnya "Matahari Tak Pernah Sendiri." Habis baca malah mewek🥺

    BalasHapus
  3. Kereeeen Kak Hamim review-nya, bikin betah pembaca. Serasa diingatkan kembali untuk self-talk, sudah lama tidak memperhatikan dan mengobrol dengan diri sendiri, padahal efek yang dulu dirasakan setelahnya sangat luar biasa.

    BalasHapus
  4. Wah, ternyata tema Self Love masih lagi trend ya. Kapan lalu saat bikin Pulih dan Semeleh, prediksi tema ini akan segera pudar. Ternyata terus bergaung. Artinya kemungkinan ini memang menjadi isu penting banget sehingga banyak yang merasa peniting untuk terus mnggaungkannya. Senang melihat fenomena ini.

    BalasHapus
  5. buku tentang self love memang paling pas untuk dibaca oleh siapapun sih. kayak gak ada matinya. dan pelajaran mencintai diri sendiri itu juga berat banget. terimakasih sharing nya kak, sangat bermanfaat.

    BalasHapus
  6. Wah pernah baca sebuah blog juga film yang mengisahkan Self Love. Beneran mmg penting menyadari Self Love demi kebahagiaan diri yang tidak sama ukurannya dg orang lain

    BalasHapus
  7. Cerita-cerita tentang Self Love selalu sukses mengajak kita untuk ikut berkaca pada diri sendiri ya Mbak.. Menarik sekali sepertinya bukunya.. Kita bisa belajar cara dan perjalanan orang lain merefleksikan Self Love :)

    BalasHapus
  8. Keren banget bukunya ya, tentang self love. Sukasekali dengan kutipan isi bukunya. Ini cocok banget dengan diriku yang selalu butuh self healing.

    BalasHapus
  9. topik mental healthy emang sedang jadi trending terutama di kalangan perempuan. menemukan self love, menemukan diri kita sendiri. memeluk diri sendiri, memeluk cermin. So Inspiring...

    BalasHapus
  10. Jika kita sudah mencintai diri kita sendiri, maka kita tidak akan sempat merasa insecure

    BalasHapus
  11. Di Indonesia sendiri masih banyak yang belum aware tentang self love, terutama generasi muda. Banyak isu tentang toxic relationship yang bermula dari mereka yang tak mencintai diri sendiri. Miris memang padahal kesempatan mereka untuk bersinar lebih besar

    BalasHapus
  12. Wah bukunya bisa jadi referensi bacaan berikutnya
    Kebetulan lagi suka banget tema buku self love

    BalasHapus

Posting Komentar