"Bu, bisa mengisi tentang meningkatkan minat baca kah?"
"Ada waktu kah buat sharing seputar read aloud?"
Dan banyak sekali momen menyenangkan yang membuatku dekat dengan dunia literasi. Terhitung satu tahun lalu aku resmi menjadi salah satu anggota bahkan pengurus salah satu komunitas literasi yakni Read Aloud Surabaya.
Komunitas yang dibentuk ketika pandemi ini telah mengadakan berbagai event bahkan puluhan member hanya dalam waktu kurang dari satu tahun. Nyaris semua kegiatan dilakukan secara online! Luar biasa bukan? Kita bisa merasakan manfaat internet berdampak positif untuk kita.
Bagaimana peranku di sana? Tak begitu besar tapi aku bangga jadi bagian dari mereka. Sebuah mimpi kecilku untuk ikut berkontribusi memberikan wawasan seputar literasi khususnya kecintaan pada membaca untuk anak usia dini.
Kabar mengejutkan tiba-tiba hadir ketika sebuah chat whatsapp masuk, "Bu, bisa bantu mengajar lagi kah? Di sekolah sedang butuh guru."
Masya Allah, setelah hampir dua tahun tak menyentuh dunia pendidikan formal. Ada sebuah sekolah yang mempercayakan aku menjadi guru kembali. Bukan guru berdasarkan background pendidikanku sebagai alumni kampus institut bergengsi.
Tapi aku dilamar sebagai guru menulis. Kok bisa? Aku menyebutnya berkah di balik musibah, hadirnya wabah asal Wuhan ini banyak membuatku bersyukur. Aku memiliki peluang belajar dan berkarya lebih banyak meski hanya dari rumah. Termasuk kesempatan emas yang hadir kepadaku dengan jangkauan internet tanpa batas.
Wah, penasaran dengan ceritaku kembali menjadi guru? Yuks simak ulasannya beserta kubagikan tips dan triksnya.
Jadi Guru Online Sejak Pandemi Menyapa
Yups, aku pernah mengabdi di sebuah instansi yang bergerak di bidang pendidikan sebagai pengajar. Profesi guru telah aku jalani selama kurang dari tujuh tahun lamanya. Dan sejak tahun 2019 memutuskan resign karena prioritas membersamai si buah hati.
Siapa sangka, badai pandemi menyerang dunia. Semua berubah begitu cepat. Semua aktivitas dihimbau dilakukan dari rumah guna menekan angka penularan penyakit. Pun dengan instansi pendidikan. Nyaris setiap aktivitas sangat dekat dengan dunia digital. Proses belajar mengajar pun beralih hanya sebatas layar.
Jangan bertanya bagaimana adaptasi berbagai pihak atas perubahan yang begitu cepat ini. Bahkan seorang teman sejawat tetiba jago membuat video pembelajaran dalam rangka memenuhi kebutuhan materi yang harus disampaikan kepada murid.
Siapa sangka, badai pandemi menyerang dunia. Semua berubah begitu cepat. Semua aktivitas dihimbau dilakukan dari rumah guna menekan angka penularan penyakit. Pun dengan instansi pendidikan. Nyaris setiap aktivitas sangat dekat dengan dunia digital. Proses belajar mengajar pun beralih hanya sebatas layar.
Jangan bertanya bagaimana adaptasi berbagai pihak atas perubahan yang begitu cepat ini. Bahkan seorang teman sejawat tetiba jago membuat video pembelajaran dalam rangka memenuhi kebutuhan materi yang harus disampaikan kepada murid.
"Harus mau belajar Hamim, baik yang tua maupun muda semua harus mau menerima perubahan ini. Segala sesuatu dilakukan serba digital" ucap seorang teman ketika ku tanya bagaimana aktivitas KBM selama pandemi.Ya, akupun tak menyangka jika aku ikut merasakan apa yang temanku sampaikan setelah didapuk jadi guru online. Dan tantangannya luar biasa Kawan Hamimku.
Yang jelas skill digital menjadi penting bagi sektor apapun termasuk bidang pendidikan. Dan edukasi serta pelatihan skill digital harus terus disosialisasikan secara merata.
Oh ya, dulu alasanku resign karena memang tak bisa bekerja full time seperti dulu terpatahkan dengan aktivitas mengajar online. Dengan jangkauan internet melalui jejaring online kita bisa bekerja dimana dan kapanpun.
Fyi, aku dulu mengajar sebagai guru matematika. Nah, satu tahun terakhir aku diamanahi menjadi guru menulis. Kok bisa? Inilah kekuatan branding.
Man Jadda wa Jada!
Tak hanya itu, aku juga masih bisa berkecimpung untuk terlibat beberapa organisasi dan komunitas meski hanya lewat online. Hal ini tentu penting untuk kesehatan mental seorang ibu yang baru melahirkan. Yaitu terhubung dengan dunia luar yang memiliki positive vibes. IndiHome memang internetnya Indonesia. Mantap!
Dengan kata lain, berselancar dengan internet tidak selalu buruk asal kita bijak menggunakannya. Inilah manfaat internet yang langsung aku buktikan sendiri. Apalagi jika pakai IndiHome yang warnanya merah putih, seakan mengetuk jiwa nasionalisku.
Namun, adanya wabah COVID-19 yang memang memberikan dampak buruk di sektor kesehatan dan ekonomi, di sisi lain nyatanya membuka peluang yakni proses digitalisasi yang cukup cepat. Salah satunya semakin maraknya digital marketing, usaha online, menjamurnya aplikasi-aplikasi baru, tak terkecuali dunia pendidikan, dan lain sebagainya.
Dahulu, orang tidak familiar dengan pertemuan-pertemuan secara online, aplikasi seperti zoom, slack, menu gmeet di google, bahkan fitur-fitur di gdrive masih jarang yang menggunakannya.
Meski bukan hal yang benar-benar baru bagiku tapi aktivitas yang segala sesuatu melibatkan gadget dan internet jadi semakin melekat dengan kehidupan sehari-hari membuatku sadar bahwa dunia sudah banyak berubah.
Di era digital, data kita adalah harta karun bagi aset digital. Yups, penting bagi kita mengetahui seputar literasi digital berkaitan dengan kewajiban dan hak-hak digital kita.
Nah, tak berlama-lama ya. Bagaimana tips bijak berinternet?
Pertama, gunakan internet untuk aktivitas positif dan produktif.
Aku menyadari banyak sekali provider yang berlomba-lomba memberikan pelayanan terbaiknya. Salah satunya adalah IndiHome, dengan kecepatan 20 Mbps yang kami pakai di rumah sebenarnya lebih dari cukup untuk ngulik media sosial seharian, streaming terus-terusan, bahkan ngegame apapun aman.
Eits, tapi kan ya sayang jika aktivitas kita digunakan untuk hal yang kurang manfaat buat kita. Sayang waktu yang telah kita gunakan.
Kedua, gunakan internet secukupnya
Yups, mungkin kuota dan jaringan aman. Tapi waktu kita yang gak aman. Ingat bahwa waktu tak bisa kembali ya Kawan Hamimku. Maka langkah bijak berinternet adalah memberi batasan pada diri sendiri menyesuaikan dengan kebutuhan kita saat berinternet.
Jika perlu pasang alarm. Bahkan bisa lho kita setting penggunaan internet kita. Misal dengan kuota terbatas, setting otomatis jika sudah sekian jam pemakaian melalui hp kita.
Ketiga, jaga dan lindungi privasi kita
Siapakah yang tak pernah bersosial media?s Sekali lagi, datamu adalah harta karun. Jadi jagalah dengan tidak mudah memberikan data ke sembarang situs atau aplikasi.
Keempat, akses situs yang aman
Yups, satu hal yang sering terlewatkan. Tapi semoga tulisan ini bermanfaat ya. Jadi untuk menjaga keamanan situs yang akan kita akses apakah aman.
Maka sebaiknya cek terlebih dahulu urlnya. Silakan Kawan Hamimku melakukan pemeriksaan terlebih dahulu apakah URL situsnya sesuai dengan nama dan informasi perusahaan atau produk yang dicari. Pastikan URL situs dimulai dengan “https://” dengan ikon gembok hijau kecil di sebelah kirinya.
Gak banyak yang tahu lho bab ini! Nah, selain itu pastikan kita mencari referensi dari situs yang terpercaya ya. Jangan mudah membagikan informasi dari situ-situs yang tidak memberikan referensi valid.
Kelima, jadilah pengguna yang bijak
Kasus cyberbulliying sudah bukan hal baru di era digital ini. Layaknya dunia nyata, sikap dan tingkah laku kita di dunia maya juga perlu dijaga ya Kawan Hamimku.
Ingatlah dengan UU ITE yang bisa menjerat kita mana kala kita tidak mengikuti aturan yang berlaku. Poinnya, kita boleh beraspirasi dan mengekspresikan apa yang ingin kita rasakan dan lakukan di dunia maya tapi dengan cara yang baik dan santun.
Dan inilah PR besar buat kita semua di dunia pendidikan. Bahwa di era digital sekarang ini adalah tantangan dalam pendidikan karakter. Yangmana mencakup keseimbangan, keselamatan dan keamanan, perundungan siber, sexting, hak cipta dan plagiarism.
Jadi Kawan Hamimku jangan heran jika para orang tua menginginkan pandemi segera berakhir karena bisa jadi mereka sudah tidak kuat menjadi guru online hehhee.
Oke apa saja sih tantangan pembelajaran ketika daring?
"Bu guru, saya ijin offcam sedang diperjalanan"
Tulis seorang murid saat kelas akan dimulai di whatsapp group. WAG adalah media kami menjalin koordinasi setelah sesi materi melalui zoom.
Tak hanya itu, tak jarang pula ditemui siswa tiba-tiba tak bersuara dan ternyata terpental keluar zoom atau kelas. Dan baru disadari kalau si siswa sudah tidak mengikuti pembelajaran kita.
Beda lagi yang dihadapi ortu, seorang teman yang anaknya sekolah pernah membagikan sebuah foto anaknya yang mengenakan baju atasan seragam tapi ternyata bawahannya sarung atau celana pendek bukan pasangan seragamnya. Lucu ya!
Begitulah secuplik drama ketika pembelajaran online. Dan masih banyak lagi seputar siswa yang belum memahami materi dengan jelas. Terbatasnya interaksi karena gangguan teknis dari pihak siswa ataupun guru.
Tidak terkondisinya siswa selama pembelajaran karena kurang interaktif. Siswa cenderung pasif dan hanya duduk mendengarkan. Yang ternyata fakta dilapangan beberapa ditemui ternyata ada siswa yang ketiduran ketika ngezoom.
Seorang teman yang juga guru dan wali kelas, pernah menyampaikan padaku. Setelah hampir dua tahun tidak melakukan kegiatan belajar mengajar tatap muka membuat beberapa anak malas kembali sekolah. Alasannya, karena sekolah online lebih fleksibel dan bebas.
Hwkakaka, ada ada aja ya Kawan Hamimku.
Entahlah, apa karena aku mengajar kelas ekstra sehingga menjadi sarana refreshing bagi mereka? Oh ya, perlu Kawan Hamimku ketahui aku mengajar anak Sekolah Dasar kelas 4-6 di kelas ekstra Novelis.
Di kelas tersebut, aku mengajari mereka tentang bagaimana menulis dan membuat tulisan untuk dibukukan. Dan alhamdulillah berjalan lancar selama satu tahun proses kami belajar. Buku kami akan segera terbit, mohon doanya ya.
Nah, anak-anak kok bisa happy selama ada di kelas onlineku? Yups, aku ada sedikit tips sih. Yuks simak deh siapa tahu bisa bermanfaat!
Tujuh tahun pernah menjadi seorang pendidik rupanya tak cukup jadi bekal. Sebab situasinya sudah berbeda. Kita dihadapkan dengan selebar layar laptop bahkan hp saat mengajar. Sedangkan kita tak bisa menyentuh dan menyaksikan langsung bagaimana siswa kita bukan?
Ohoo!
1. Pastikan kondisi guru siap.
Arti guru siap di sini secara fisik, mental, dan persiapan materi yang ingin kita sampaikan. Tips dari aku nih, buatlah skenario pembelajaran sederhana selama pembelajaran.
Bahkan rancangan humor juga perlu disiapkan lho hehehe. Game atau ice breaking apa yang akan kita pakai selama proses belajar.
2.Perhatikan perangkat yang digunakan
Yups, 50% kesuksesan mengajar online adalah perangkat yang oke. Mulai dari laptop, jaringan, dan media digital apa yang kita gunakan sangat mempengaruhi kesuksesan mengajar kita.
Aku bersyukur untuk jaringan di rumah yang menggunakan IndiHome selalu aman. Meskipun aku melakukan zoom meeting berkali-kali dalam satu hari tetap aman. Baterai laptop dan hp dipastikan full.
Juga bisa menyiapkan lighting dan mic untuk mendukung proses KBM yang lebih maksimal.
3. Awali kelas dengan hal seru
Orang bilang, "Buatlah kesan pertama yang menyenangkan!"
Yups, aku pun melakukan hal yang sama. Jadi, setiap kali aku pertemuan aku akan melakukan hal seru sebelum membuka materi.
Bisa dengan menyanyi, bercerita lucu, oh ya menyelipkan humor ringan bisa memberikan suasana lebih fresh ya jadi anak tidak bosan, tebak-tebakan, game ringan, dan lain sejenisnya.
4. Bangun interaksi dua arah
Nah, cenderungnya anak-anak bosan ketika pembelajaran apalagi online karena anak hanya duduk mendengarkan. Pun dengan orang dewasapun sama sih ya!
Ehm, untuk menyiasati ini maka aku biasanya menyampaikan materi dengan lebih interaktif. Jadi tips dari aku, ajak anak membaca materi. Biasanya aku panggil satu anak untuk membantu membaca. Bisa juga dengan mengajukan pertanyaan atau iseng aku tiba-tiba panggil nama anak secara acak.
5. Explore fitur media digital yang kita gunakan
Nah, mengajar online memang menuntut kreatifitas yang tinggi ya Kawan Hamimku. Termasuk bagaimana kita mengenal fitur media yang akan kita pakai. Aku sendiri bersyukur pernah jadi guru online sehingga tahu bagaimana bermain stiker lucu lewat zoom, gonta ganti background menarik dari gmeet.
Termasuk, memanfaatkan interaksi melalui fitur di zoom misalnya saat anak tidak memungkinkan untuk open mic atau cam.
6. Bersikaplah lebih lapang dada
Seninya pertemuan secara online itu memang keluar masuknya peserta meeting karena gangguan teknis. Hal seperti ini kadang memang diluar kuasa kita bukan.
Seperti signal yang tak mendukung, kuota yang terbatas, dan lain sebagainya. Maka, hal seperti ini yang bisa kita lakukan adalah memahami. Selama hal itu memang kendala teknis yang tidak disengaja.
Akupun selama mengajar mencoba untuk memposisikan sebagai siswa. Termasuk saat membuat tugas dan tools apa yang ingin aku gunakan. Dengan kita menyadari bahwa tantangan di setiap siswa beda-beda maka hal ini akan membuat kita jadi lebih legowo.
Salah satu keteladan agar anak-anak bisa meniru bukan? Aku bersyukur dan berterima kasih kepada suamiku yang memilih IndiHome untuk menemani aktivitas online kami di rumah.
Eits, Kawan Hamimku mau tahukah jawaban suamiku saat kutanya, "Hon, kenapa sih dulu pilih IndiHome buat perangkat wifi kita?"
Temukan jawabannya ulasan di bawah ini ya!
Tapi setelah aku buktikan sendiri selama hampir 3 tahun menggunakan IndiHome di rumah. Ada lima keunggulan IndiHome yang aku acungi jempol, yaitu:
1. Aman terkendali
Sejauh ini kami merasakan minim gangguan menggunakan jaringan internet melalui IndiHome. Selain kecepatan loading yang bagus kami juga mendapatkan banyak bonus.
Terlebih dengan kondisi tak menentu seperti saat ini. Selain kecepatannya yang oke, IndiHome juga terbilang stabil aksesnya.
Dan berkaitan data nih ya Kawan Hamimku. Kabar baiknya, Pendaftaran Paket Indihome Indihome bisa dilakukan dengan cara online dan jangan khawatir sales IndiHome memiliki integritas yang sangat tinggi, privasi kita akan aman.
Tapi Kawan Hamimku juga bisa melihat di beberapa titik jalan melihat mobil bergambar IndiHome ya, itu adalah bagian dari produk PT Telkom Indonesia ini kok.
2. Layanan memuaskan
Pernah suatu kali terjadi trouble yang ternyata ada gangguan sedikit. Kami langsung menghubungi layanan IndiHome, senang sekali karena pelayanannya gercep (gerak cepat) dan ramah.
Wow, bagi kami ini nilai plus sih.
3. Harga ekonomis
Ops, ini pertimbangan penting sih menurutku. Sebab dengan pekerjaanku sebagai freelancer di dunia digital dan suami yang juga bekerja di bidang IT. Kebutuhan akan internet sangat besar.
Dan menghadirkan paket IndiHome 20 Mbps dengan harga terjangkau cukup memuaskan. Kami bisa bekerja dengan nyaman menggunakan IndiHome.
Tak hanya rumah kami ternyata kantor suami juga menggunakan IndiHome. Wah, ternyata banyak yang menggunakan IndiHome karena memang tersedia berbagai paket.
4. Anti Ribet
Yups, syarat memasang produk PT Telkom Indonesia ini terbilang praktis ya. Asal memenuhi syarat berikut:
a. Memastikan ketersediaan jaringan fiber optik di lokasi yang akan dipasang.
b. KTP
c. Email aktif
d. Pembayaran bisa dilakukan bisa dilakukan di Alfamart, Indomart, Kantor Pos atau Mobile Banking.
Taraaa, yang membuat suamiku kepincut dengan IndiHome adalah promo ini Kawan Hamimku. Hwkaaka, selain kemudahan menemukan IndiHome dimana-mana dan syarat yang mudah saat pemasangan.
Ternyata IndiHome ini memang memberikan banyak promo dan layanan tambahan. Selain menyediakan layanan digital berupa internet unlimited, Indihome Official menyediakan layanan telepon rumah dan juga televisi interaktif atau IndiHome TV.
Buat kami yang sejak awal menikah memutuskan tidak memiliki TV di rumah. Maka hadirnya layanan IndiHome ini sangat menguntungkan jika kawan Hamimku butuh hiburan sewaktu-waktu.
Jadi Kawan Hamimku bisa memilih layanan sesuai kebutuhan keluarga saja sih. Kabar menggembirakannya adalah layanan Daftar Indihome tidak hanya bisa dinikmati oleh masyarakat yang tinggal di Kota saja namun jaringan layanan dari Indihome kini semakin luas dan menjangkau berbagai pelosok negeri .
Dengan kata lain, semua bisa merasakan kemudahan melaksanakan aktivitas online bersama IndiHome dimana saja ya!
Ada beberapa alasan selain kesukaanku di dunia tulis menulis cerita anak. Bagiku ini adalah peran kecil yang bisa aku lakukan untuk mendukung tingkat literasi di Indonesia.
Sebenarnya, tak hanya mengajar di kelas ekstra novelis ini upayaku dalam memajukan literasi ini. Peran kecilku yang lain dalam memajukan literasi di Indonesia ini sebagai berikut ini:
Pertama, meningkatkan kesadaran literasi dengan campaign sederhana
Senantiasa melakukan campaign untuk mencintai membaca dan kegiatan menulis melalui laman online (blog) maupun media sosial dan kehidupan sehari-hari.
Aku memulainya dari kegiatan sehari-hariku bersama keluarga dan anak-anak di rumah. Pun memaksimalkan media sosial yang aku punya untuk mendorong orang di sekitarku mencintai membaca dan mendorong anak-anak suka membaca. Serta memberikan edukasi seputar literasi lainnya. Media sosial menjadi saranaku untuk bisa memberi kebermanfaatan sebanyak-banyaknya.
Kedua, tergabung komunitas pegiat literasi
Yups, saat kita gabung dalam komunitas kebaikan maka akan lebih besar kekuatan yang kita himpun. Sebab kita memiliki visi yang sama.
Ketiga, semangat berbagi melalui forum
yuhuii, tak jarang aku juga ikut berbagi sebagai pemateri di beberapa forum, komunitas, maupun pelatihan. Melalui forum seperti ini, aku mengambil peran untuk membangun kesadaran tentang pentingnya literasi.
Bagaimana cara meningkatkan literasi bahkan menanamkan literasi sejak dini. Khususnya aktivitas membaca dan menulis. Tak jarang aku berbagi seputar read aloud juga di daycare ataupun komunitas parenting.
Keempat, terus membudayakan membaca dan menulis
Selain, secara eksternal aku juga menjaga konsistensi ku sendiri untuk terus meningkatkan kesadaran akan pentingnya literasi dalam diriku sendiri dengan cara membangun habbit membaca dan menulis.
Nah, aktivitas ngeblog yang saat ini aku lakukan pun adalah upaya dariku menjaga kesadaran literasiku. Dengan menulis seputar hal-hal yang bersifat informatif dan edukatif ini menurutku adalah peran yang bisa aku lakukan untuk masyarakat.
Apalagi saat ini, google masih menjadi rujukan masyarakat ketika mereka membutuhkan suatu info bukan?
Yupiii jadi itulah petualanganku menjadi guru online dan peran kecil yang bisa aku lakukan untuk meningkatkan literasi di Indonesia ini.
Memang terdengar biasa ya Kawan Hamimku. Tapi aku bangga dan apresiasi atas apa yang aku lakukan. Kadang sesuatu yang terlihat kecil ini bisa memberi dampak besar lho! Hanya saja kadang kita tak sadar.
Aku meyakinkan pada diriku sendiri bahwa siapapun bisa mengambil peran kebaikan sekecil apapun. Mulai dari apa yang bisa kita lakukan. Seperti aku yang hanya seorang ibu rumah tangga dan di rumah saja. Ternyata dengan jaringan internet yang handal bisa membuat kita melakukan banyak hal dan produktif kok.
Dibalik peliknya pandemi yang menghantam banyak sisi, ternyata ada seberkas cahaya bahwa kita jadi lebih berbenah. Lebih kreatif agar produktif. Salah satunya apa yang aku lakukan. Bersama IndiHome di rumah aku bisa kembali menjadi guru online dikala pandemi.
Sedikit peran kecil jangan membuat kita insecure ya? Sebab kepakan sayap kupu bisa menghasilkan angin besar ketika dilakukan bersama.
Yuks bisa yuks! Mulai ambil peranmu untuk Indonesia maju!
Oh ya, dulu alasanku resign karena memang tak bisa bekerja full time seperti dulu terpatahkan dengan aktivitas mengajar online. Dengan jangkauan internet melalui jejaring online kita bisa bekerja dimana dan kapanpun.
Fyi, aku dulu mengajar sebagai guru matematika. Nah, satu tahun terakhir aku diamanahi menjadi guru menulis. Kok bisa? Inilah kekuatan branding.
Man Jadda wa Jada!
Berawal dari Passion Menulis Berlanjut Menjadi Karirku
Sejujurnya, sebelum memutuskan resign aku memang membuat rencana untuk mengisi hari-hariku dengan meningkatkan kemampuan menulisku. Hobi masa kecil yang aku abaikan dan hanya kulakukan suka-suka.
Namun semua tak terlaksana sesuai rencana karena pasca resign aku hamil dan disibukkan dengan drama kehamilan selama 9 bulan lamanya. Namun satu hal yang aku syukuri.
Maraknya event online ketika pandemi adalah kesempatan emas bagiku. Aku pikir setelah melahirkan, memiliki dua balita tentu akan kesulitan jika harus ikut seminar atau workshop yang diadakan secara offline.
Segala puji bagi Allah yang membuatku bersyukur atas kebaikan yang banyak dari-Nya. Khususnya suamiku yang memberi kejutan memasang IndiHome di rumah kami. Ya, dia memasang dengan alasan mendukung aktivitas kerjanya yang sedang WFH.
Namun semua tak terlaksana sesuai rencana karena pasca resign aku hamil dan disibukkan dengan drama kehamilan selama 9 bulan lamanya. Namun satu hal yang aku syukuri.
Maraknya event online ketika pandemi adalah kesempatan emas bagiku. Aku pikir setelah melahirkan, memiliki dua balita tentu akan kesulitan jika harus ikut seminar atau workshop yang diadakan secara offline.
Segala puji bagi Allah yang membuatku bersyukur atas kebaikan yang banyak dari-Nya. Khususnya suamiku yang memberi kejutan memasang IndiHome di rumah kami. Ya, dia memasang dengan alasan mendukung aktivitas kerjanya yang sedang WFH.
Alih-alih untuk kerjanya, ternyata alasan suamiku menghadirkan salah satu produk dari PT. Telkom Indonesia, Indihome Official menyediakan layanan digital berupa internet unlimited ini adalah memfasilitasi agar bisa lebih produktif.
Ah, so sweet! Terima kasih sudah mengerti kebutuhanku sebagai seorang ekstrovert.
Dan yups!
Melalui dukungan internet dengan kecepatan 20 Mbps di rumah aku memang bisa banyak melakukan aktivitas tanpa batas. Aku bisa mengikuti berbagai macam webinar, workshop, kelas, dan forum-forum online yang mendukung kemampuan menulisku.
Dan yups!
Melalui dukungan internet dengan kecepatan 20 Mbps di rumah aku memang bisa banyak melakukan aktivitas tanpa batas. Aku bisa mengikuti berbagai macam webinar, workshop, kelas, dan forum-forum online yang mendukung kemampuan menulisku.
Tak hanya itu, aku juga masih bisa berkecimpung untuk terlibat beberapa organisasi dan komunitas meski hanya lewat online. Hal ini tentu penting untuk kesehatan mental seorang ibu yang baru melahirkan. Yaitu terhubung dengan dunia luar yang memiliki positive vibes. IndiHome memang internetnya Indonesia. Mantap!
Dengan kata lain, berselancar dengan internet tidak selalu buruk asal kita bijak menggunakannya. Inilah manfaat internet yang langsung aku buktikan sendiri. Apalagi jika pakai IndiHome yang warnanya merah putih, seakan mengetuk jiwa nasionalisku.
Oke, nanti aku bagikan tips bijak berinternet ya Kawan Hamimku! Semoga bisa bermanfaat juga buat kalian ya, jadi yuks baca sampai bawah ya!
Dan ternyata, ini membuka kesempatan bagiku untuk bisa melahirkan buku antologi pertama kalinya. Dan itu dilakukan berbekal pemberian materi berupa grup whatsapp dan penugasan di akun sosial media. Yups, tahun 2019 aku memang sudah mencoba untuk berkenalan dengan dunia online ini.
Tak berhenti disitu, di tahun yang sama sebuah komunitas alumni kampus tempatku kuliah dulu memintaku jadi koordinator project buku. Mulai dari rekrut kontributor hingga buku terbit. Dan uniknya, semua dilakukan serba online.
Luarbiasa!
Untuk pertama kalinya aku benar-benar mempraktekkan apa itu literasi digital. Mengoptimalkan semua media digital melalui jaringan internet di rumah akhirnya buku itu terbit dan tembus 500 exemplar penjualannya.
Sekali lagi, hanya dengan online!
Tak berhenti di project buku, satu keinginan kuatku hingga aku memutuskan bahwa menulis adalah karir yang aku jalani adalah tepat di bulan Juni 2021 aku ikut sebuah kelas ngeblog dari nol.
Masya Allah, ada sebuah pesan bahwa pandemi mengantarkan kita untuk tidak kaku dengan perubahan. Keterbatasan membuat kita jadi lebih kreatif. Berbagai fasilitas hadir untuk menunjang kita. Salah satunya hadirnya internet yang menyediakan fasilitas internet plu-plusnya.
Eits, lalu bagaimana blogger kok jadi guru menulis? Oh ya, aku mencintai dunia tulis menulis. Mulai dari belajar menulis fiksi, non fiksi, dari cerita dewasa hingga akhirnya sejak menjadi orang tua aku mulai concern dengan dunia anak.
Nah, kebiasaanku adalah berbagi di media sosial. Bagiku aktivitas posting apa yang kita lakukan terkait kesibukan kita, pencapaian kita, bahkan tidak jarang aku upload karya-karya buku dan seminar yang aku ikuti. Hal ini bukan dalam rangka flexing ya Kawan Hamimku.
Pertama, tentu sebagai bentuk dokumentasi. Anggaplah jejak digital yang positif agar bisa memberikan inspirasi bagi yang lain.
Kedua, campaign diri.
Yups, aku sengaja memproklamirkan diri sebagai pegiat literasi. Hal ini aku lakukan sebagai bentuk peran kecil bahwa aku mendukung peningkatan literasi di Indonesia.
Ketiga, edukasi
Ya, ilmuku memang belum seberapa. Tapi dengan aku berbagi pengalaman yang bermanfaat ini sebuah edukasi yang mungkin bisa memberikan wawasan kepada khalayak yang membaca tulisanku baik di media sosial maupun blog.
Yuhuiii, inilah kekuatan dunia digital melalui jejak-jejak digital inilah yang kemudian membuat orang mengenalku sebagai penulis sehingga ada instansi yang mempercayaiku mendidik murid mereka seputar literasi yakni menulis.
Lika Liku Dunia Kepenulisan ku Selama Pandemi
Aku ingat betul terjun kembal ke dunia kepenulisan saat itu tahun 2019. Pasca resign aku banyak mengikuti kegiatan kelas menulis yang dilakukan secara online yang aku dapatkan infonya melalui media sosial tepatnya akun IG.Dan ternyata, ini membuka kesempatan bagiku untuk bisa melahirkan buku antologi pertama kalinya. Dan itu dilakukan berbekal pemberian materi berupa grup whatsapp dan penugasan di akun sosial media. Yups, tahun 2019 aku memang sudah mencoba untuk berkenalan dengan dunia online ini.
Tak berhenti disitu, di tahun yang sama sebuah komunitas alumni kampus tempatku kuliah dulu memintaku jadi koordinator project buku. Mulai dari rekrut kontributor hingga buku terbit. Dan uniknya, semua dilakukan serba online.
Luarbiasa!
Untuk pertama kalinya aku benar-benar mempraktekkan apa itu literasi digital. Mengoptimalkan semua media digital melalui jaringan internet di rumah akhirnya buku itu terbit dan tembus 500 exemplar penjualannya.
Sekali lagi, hanya dengan online!
Tak berhenti di project buku, satu keinginan kuatku hingga aku memutuskan bahwa menulis adalah karir yang aku jalani adalah tepat di bulan Juni 2021 aku ikut sebuah kelas ngeblog dari nol.
Melalui kuliah whatsapp dan materi yang memanfaat google classroom. Aku berhasil mendapatkan sertifikat alumni blogspedia coaching#2. Dan kini mengantarkanku mengenal dunia freelancer sebagai seorang blogger.Hingga saat ini, setahun lebih sejak memutuskan penulis adalah karir yang ingin aku jalani. Hanya satu kali ikut event offline bersama Ibu-Ibu Doyan Nulis.
Masya Allah, ada sebuah pesan bahwa pandemi mengantarkan kita untuk tidak kaku dengan perubahan. Keterbatasan membuat kita jadi lebih kreatif. Berbagai fasilitas hadir untuk menunjang kita. Salah satunya hadirnya internet yang menyediakan fasilitas internet plu-plusnya.
Eits, lalu bagaimana blogger kok jadi guru menulis? Oh ya, aku mencintai dunia tulis menulis. Mulai dari belajar menulis fiksi, non fiksi, dari cerita dewasa hingga akhirnya sejak menjadi orang tua aku mulai concern dengan dunia anak.
Nah, kebiasaanku adalah berbagi di media sosial. Bagiku aktivitas posting apa yang kita lakukan terkait kesibukan kita, pencapaian kita, bahkan tidak jarang aku upload karya-karya buku dan seminar yang aku ikuti. Hal ini bukan dalam rangka flexing ya Kawan Hamimku.
Pertama, tentu sebagai bentuk dokumentasi. Anggaplah jejak digital yang positif agar bisa memberikan inspirasi bagi yang lain.
Kedua, campaign diri.
Yups, aku sengaja memproklamirkan diri sebagai pegiat literasi. Hal ini aku lakukan sebagai bentuk peran kecil bahwa aku mendukung peningkatan literasi di Indonesia.
Ketiga, edukasi
Ya, ilmuku memang belum seberapa. Tapi dengan aku berbagi pengalaman yang bermanfaat ini sebuah edukasi yang mungkin bisa memberikan wawasan kepada khalayak yang membaca tulisanku baik di media sosial maupun blog.
Yuhuiii, inilah kekuatan dunia digital melalui jejak-jejak digital inilah yang kemudian membuat orang mengenalku sebagai penulis sehingga ada instansi yang mempercayaiku mendidik murid mereka seputar literasi yakni menulis.
Percepatan Digitalisasi Di Era New Normal
Sejatinya, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong kita bertransformasi ke arah digital di segala sektor.Namun, adanya wabah COVID-19 yang memang memberikan dampak buruk di sektor kesehatan dan ekonomi, di sisi lain nyatanya membuka peluang yakni proses digitalisasi yang cukup cepat. Salah satunya semakin maraknya digital marketing, usaha online, menjamurnya aplikasi-aplikasi baru, tak terkecuali dunia pendidikan, dan lain sebagainya.
Dahulu, orang tidak familiar dengan pertemuan-pertemuan secara online, aplikasi seperti zoom, slack, menu gmeet di google, bahkan fitur-fitur di gdrive masih jarang yang menggunakannya.
Hikmah yang dibalik wabah ini membuat kita jadi lebih sadar akan literasi digital. Kebijakan adanya new normal dalam aktivitas memaksa kita untuk siap beradaptasi atas setiap perubahan yang cepat.Nah, daripada mengutuk kegelapan apa tidak sebaiknya jika kita mencoba menyalakan lilin. Yups, itulah yang aku coba lakukan. Pasca melahirkan, alih-alih mengatasi stress pasca melahirkan sejatinya aku sedang beradaptasi dengan kehidupan new normal.
Meski bukan hal yang benar-benar baru bagiku tapi aktivitas yang segala sesuatu melibatkan gadget dan internet jadi semakin melekat dengan kehidupan sehari-hari membuatku sadar bahwa dunia sudah banyak berubah.
Alih-alih anti dengan perubahan aku lebih suka untuk open minded.
Yups! Sebagaimana masuknya globalisasi. Meskipun membawa potensi positif dan negatif. Namun sebagai manusia yang berfikir maka tugas kita adalah mengantisipasi dampak negatifnya.
Pun dengan hadirnya internet yang nyaris ada di semua sendi kehidupan kita. Pentingnya penyikapan yang bijak untuk menghadapi era digital saat ini.
Pun dengan hadirnya internet yang nyaris ada di semua sendi kehidupan kita. Pentingnya penyikapan yang bijak untuk menghadapi era digital saat ini.
Tips Bijak Berinternet Di Era Digital
Terlepas dari fungsi internet yang memberi banyak kemudahan dan membantu aktivitas manusia saat ini. Namun perlu diperhatikan, bahwa berinternet tanpa memperhatikan rambu-rambu yang diperlukan akibatnya fatal.Di era digital, data kita adalah harta karun bagi aset digital. Yups, penting bagi kita mengetahui seputar literasi digital berkaitan dengan kewajiban dan hak-hak digital kita.
Nah, tak berlama-lama ya. Bagaimana tips bijak berinternet?
Pertama, gunakan internet untuk aktivitas positif dan produktif.
Aku menyadari banyak sekali provider yang berlomba-lomba memberikan pelayanan terbaiknya. Salah satunya adalah IndiHome, dengan kecepatan 20 Mbps yang kami pakai di rumah sebenarnya lebih dari cukup untuk ngulik media sosial seharian, streaming terus-terusan, bahkan ngegame apapun aman.
Eits, tapi kan ya sayang jika aktivitas kita digunakan untuk hal yang kurang manfaat buat kita. Sayang waktu yang telah kita gunakan.
Kedua, gunakan internet secukupnya
Yups, mungkin kuota dan jaringan aman. Tapi waktu kita yang gak aman. Ingat bahwa waktu tak bisa kembali ya Kawan Hamimku. Maka langkah bijak berinternet adalah memberi batasan pada diri sendiri menyesuaikan dengan kebutuhan kita saat berinternet.
Jika perlu pasang alarm. Bahkan bisa lho kita setting penggunaan internet kita. Misal dengan kuota terbatas, setting otomatis jika sudah sekian jam pemakaian melalui hp kita.
Ketiga, jaga dan lindungi privasi kita
Siapakah yang tak pernah bersosial media?s Sekali lagi, datamu adalah harta karun. Jadi jagalah dengan tidak mudah memberikan data ke sembarang situs atau aplikasi.
Biasanya ada situs yang memberikan tawaran menggiurkan namun ternyata situs tidak resmi bahkan penipuan. Parahnya lagi, ada scam lainnya juga terkadang bisa berbentuk instruksi untuk mengunduh suatu software yang berisi malware sehingga dapat menyebabkan virus di perangkat kita.Nah, selain cek situs resmi dan email instansi yang bersangkutan. Tips lain menjaga kerahasiaan data pribadi kita adalah menggunakan kata sandi yang kuat dan komitmen untuk tidak membagikannya. Ini salah satu langkah melindungi perangkat, identitas dan keamanan diri kita.
Keempat, akses situs yang aman
Yups, satu hal yang sering terlewatkan. Tapi semoga tulisan ini bermanfaat ya. Jadi untuk menjaga keamanan situs yang akan kita akses apakah aman.
Maka sebaiknya cek terlebih dahulu urlnya. Silakan Kawan Hamimku melakukan pemeriksaan terlebih dahulu apakah URL situsnya sesuai dengan nama dan informasi perusahaan atau produk yang dicari. Pastikan URL situs dimulai dengan “https://” dengan ikon gembok hijau kecil di sebelah kirinya.
Gak banyak yang tahu lho bab ini! Nah, selain itu pastikan kita mencari referensi dari situs yang terpercaya ya. Jangan mudah membagikan informasi dari situ-situs yang tidak memberikan referensi valid.
Kelima, jadilah pengguna yang bijak
Kasus cyberbulliying sudah bukan hal baru di era digital ini. Layaknya dunia nyata, sikap dan tingkah laku kita di dunia maya juga perlu dijaga ya Kawan Hamimku.
Ingatlah dengan UU ITE yang bisa menjerat kita mana kala kita tidak mengikuti aturan yang berlaku. Poinnya, kita boleh beraspirasi dan mengekspresikan apa yang ingin kita rasakan dan lakukan di dunia maya tapi dengan cara yang baik dan santun.
Dan inilah PR besar buat kita semua di dunia pendidikan. Bahwa di era digital sekarang ini adalah tantangan dalam pendidikan karakter. Yangmana mencakup keseimbangan, keselamatan dan keamanan, perundungan siber, sexting, hak cipta dan plagiarism.
Jadi Kawan Hamimku jangan heran jika para orang tua menginginkan pandemi segera berakhir karena bisa jadi mereka sudah tidak kuat menjadi guru online hehhee.
Oke apa saja sih tantangan pembelajaran ketika daring?
Situasi Pembelajaran Penuh Tantangan Selama Daring
"Bu guru, saya ijin offcam sedang diperjalanan"
Tulis seorang murid saat kelas akan dimulai di whatsapp group. WAG adalah media kami menjalin koordinasi setelah sesi materi melalui zoom.
Tak hanya itu, tak jarang pula ditemui siswa tiba-tiba tak bersuara dan ternyata terpental keluar zoom atau kelas. Dan baru disadari kalau si siswa sudah tidak mengikuti pembelajaran kita.
Beda lagi yang dihadapi ortu, seorang teman yang anaknya sekolah pernah membagikan sebuah foto anaknya yang mengenakan baju atasan seragam tapi ternyata bawahannya sarung atau celana pendek bukan pasangan seragamnya. Lucu ya!
Begitulah secuplik drama ketika pembelajaran online. Dan masih banyak lagi seputar siswa yang belum memahami materi dengan jelas. Terbatasnya interaksi karena gangguan teknis dari pihak siswa ataupun guru.
Tidak terkondisinya siswa selama pembelajaran karena kurang interaktif. Siswa cenderung pasif dan hanya duduk mendengarkan. Yang ternyata fakta dilapangan beberapa ditemui ternyata ada siswa yang ketiduran ketika ngezoom.
Seorang teman yang juga guru dan wali kelas, pernah menyampaikan padaku. Setelah hampir dua tahun tidak melakukan kegiatan belajar mengajar tatap muka membuat beberapa anak malas kembali sekolah. Alasannya, karena sekolah online lebih fleksibel dan bebas.
Hwkakaka, ada ada aja ya Kawan Hamimku.
Tapi itulah fakta di lapangan. Dan jangan tanya tentang kedisplinan dan penanaman karakter ketika di sekolah dan pembelajaran online jelas jauh hasilnya.
Sebab peran sekolah sebagai mitra keluarga dalam membangun karakter sangatlah krusial.
Inilah tantangan yang dihadapi selama proses pembelajaran secara daring. Aku sendiri mengalami meski minim drama. Karena mengajar hanya satu kali dalam sepekan dan materinya pun menurutku menyenangkan. Anak-anak selalu antusias.Entahlah, apa karena aku mengajar kelas ekstra sehingga menjadi sarana refreshing bagi mereka? Oh ya, perlu Kawan Hamimku ketahui aku mengajar anak Sekolah Dasar kelas 4-6 di kelas ekstra Novelis.
Di kelas tersebut, aku mengajari mereka tentang bagaimana menulis dan membuat tulisan untuk dibukukan. Dan alhamdulillah berjalan lancar selama satu tahun proses kami belajar. Buku kami akan segera terbit, mohon doanya ya.
Nah, anak-anak kok bisa happy selama ada di kelas onlineku? Yups, aku ada sedikit tips sih. Yuks simak deh siapa tahu bisa bermanfaat!
Tips Sukses Mengajar Online
Sungguh pengalaman yang berharga bagiku menjadi guru lagi meski hanya seorang guru online pengajar ekstra. Namun, hal tersebut adalah pengalaman luar biasa sebab aku jadi merasakan sendiri bagaimana tantangan mengajar dengan media digital tanpa tatap muka.Tujuh tahun pernah menjadi seorang pendidik rupanya tak cukup jadi bekal. Sebab situasinya sudah berbeda. Kita dihadapkan dengan selebar layar laptop bahkan hp saat mengajar. Sedangkan kita tak bisa menyentuh dan menyaksikan langsung bagaimana siswa kita bukan?
Ohoo!
Tapi sebagai seorang guru kita tak boleh kurang akal ya hehehe. Awalnya aku sempat kaku mengajar online. Bingung mencairkan suasana apalagi siswaku adalah anak sekolah dasar.Setelah beberapa kali pertemuan aku menemukan tips membuat anak betah saat menyimak materi di kelas online kita lho! Tipsnya adalah sebagai berikut:
1. Pastikan kondisi guru siap.
Arti guru siap di sini secara fisik, mental, dan persiapan materi yang ingin kita sampaikan. Tips dari aku nih, buatlah skenario pembelajaran sederhana selama pembelajaran.
Bahkan rancangan humor juga perlu disiapkan lho hehehe. Game atau ice breaking apa yang akan kita pakai selama proses belajar.
2.Perhatikan perangkat yang digunakan
Yups, 50% kesuksesan mengajar online adalah perangkat yang oke. Mulai dari laptop, jaringan, dan media digital apa yang kita gunakan sangat mempengaruhi kesuksesan mengajar kita.
Aku bersyukur untuk jaringan di rumah yang menggunakan IndiHome selalu aman. Meskipun aku melakukan zoom meeting berkali-kali dalam satu hari tetap aman. Baterai laptop dan hp dipastikan full.
Juga bisa menyiapkan lighting dan mic untuk mendukung proses KBM yang lebih maksimal.
3. Awali kelas dengan hal seru
Orang bilang, "Buatlah kesan pertama yang menyenangkan!"
Yups, aku pun melakukan hal yang sama. Jadi, setiap kali aku pertemuan aku akan melakukan hal seru sebelum membuka materi.
Bisa dengan menyanyi, bercerita lucu, oh ya menyelipkan humor ringan bisa memberikan suasana lebih fresh ya jadi anak tidak bosan, tebak-tebakan, game ringan, dan lain sejenisnya.
4. Bangun interaksi dua arah
Nah, cenderungnya anak-anak bosan ketika pembelajaran apalagi online karena anak hanya duduk mendengarkan. Pun dengan orang dewasapun sama sih ya!
Ehm, untuk menyiasati ini maka aku biasanya menyampaikan materi dengan lebih interaktif. Jadi tips dari aku, ajak anak membaca materi. Biasanya aku panggil satu anak untuk membantu membaca. Bisa juga dengan mengajukan pertanyaan atau iseng aku tiba-tiba panggil nama anak secara acak.
Tips ini bertujuan juga mengetahui siapakah anak-anak yang masih stay di kelas kita. Aku pun pernah menemui siswa yang ketika dipanggil tak segera muncul hingga kelas berakhir. Dan rupanya di pergi ke belakang setelah aku tanya pasca kelas.Ya begitulah drama sekolah online ya Kawan Hamimku. Selain tiba-tiba ada siswa yang terpental dengan alasan kuota habis, signal trouble, maupun lampu mati.
5. Explore fitur media digital yang kita gunakan
Nah, mengajar online memang menuntut kreatifitas yang tinggi ya Kawan Hamimku. Termasuk bagaimana kita mengenal fitur media yang akan kita pakai. Aku sendiri bersyukur pernah jadi guru online sehingga tahu bagaimana bermain stiker lucu lewat zoom, gonta ganti background menarik dari gmeet.
Termasuk, memanfaatkan interaksi melalui fitur di zoom misalnya saat anak tidak memungkinkan untuk open mic atau cam.
6. Bersikaplah lebih lapang dada
Seninya pertemuan secara online itu memang keluar masuknya peserta meeting karena gangguan teknis. Hal seperti ini kadang memang diluar kuasa kita bukan.
Seperti signal yang tak mendukung, kuota yang terbatas, dan lain sebagainya. Maka, hal seperti ini yang bisa kita lakukan adalah memahami. Selama hal itu memang kendala teknis yang tidak disengaja.
Akupun selama mengajar mencoba untuk memposisikan sebagai siswa. Termasuk saat membuat tugas dan tools apa yang ingin aku gunakan. Dengan kita menyadari bahwa tantangan di setiap siswa beda-beda maka hal ini akan membuat kita jadi lebih legowo.
Jangan mudah reaktif atas apa yang terjadi ketika pembelajaran online berlangsung. Ini kunci mengendalikan keadaan kita. Pokoknya jangan mudah panik.Telah kita ketahui bersama bahwa sekolah online ternyata meningkatkan stress pada anak. Nah, jangan sampai kita adalah satu pembuat stress itu hehee. Maka sebagai guru di kelas online selama aku mengajar aku mencoba memberikan pelayanan maksimal.
Salah satu keteladan agar anak-anak bisa meniru bukan? Aku bersyukur dan berterima kasih kepada suamiku yang memilih IndiHome untuk menemani aktivitas online kami di rumah.
Eits, Kawan Hamimku mau tahukah jawaban suamiku saat kutanya, "Hon, kenapa sih dulu pilih IndiHome buat perangkat wifi kita?"
Temukan jawabannya ulasan di bawah ini ya!
Terima Kasih Suamiku Menghadirkan IndiHome
Yuhuiii, aku cukup terkejut dengan jawaban santai suamiku saat aku bertanya "Kenapa memilih IndiHome?"Tapi setelah aku buktikan sendiri selama hampir 3 tahun menggunakan IndiHome di rumah. Ada lima keunggulan IndiHome yang aku acungi jempol, yaitu:
1. Aman terkendali
Sejauh ini kami merasakan minim gangguan menggunakan jaringan internet melalui IndiHome. Selain kecepatan loading yang bagus kami juga mendapatkan banyak bonus.
Terlebih dengan kondisi tak menentu seperti saat ini. Selain kecepatannya yang oke, IndiHome juga terbilang stabil aksesnya.
Dan berkaitan data nih ya Kawan Hamimku. Kabar baiknya, Pendaftaran Paket Indihome Indihome bisa dilakukan dengan cara online dan jangan khawatir sales IndiHome memiliki integritas yang sangat tinggi, privasi kita akan aman.
Tapi Kawan Hamimku juga bisa melihat di beberapa titik jalan melihat mobil bergambar IndiHome ya, itu adalah bagian dari produk PT Telkom Indonesia ini kok.
2. Layanan memuaskan
Pernah suatu kali terjadi trouble yang ternyata ada gangguan sedikit. Kami langsung menghubungi layanan IndiHome, senang sekali karena pelayanannya gercep (gerak cepat) dan ramah.
Wow, bagi kami ini nilai plus sih.
3. Harga ekonomis
Ops, ini pertimbangan penting sih menurutku. Sebab dengan pekerjaanku sebagai freelancer di dunia digital dan suami yang juga bekerja di bidang IT. Kebutuhan akan internet sangat besar.
Dan menghadirkan paket IndiHome 20 Mbps dengan harga terjangkau cukup memuaskan. Kami bisa bekerja dengan nyaman menggunakan IndiHome.
Tak hanya rumah kami ternyata kantor suami juga menggunakan IndiHome. Wah, ternyata banyak yang menggunakan IndiHome karena memang tersedia berbagai paket.
4. Anti Ribet
Yups, syarat memasang produk PT Telkom Indonesia ini terbilang praktis ya. Asal memenuhi syarat berikut:
a. Memastikan ketersediaan jaringan fiber optik di lokasi yang akan dipasang.
b. KTP
c. Email aktif
d. Pembayaran bisa dilakukan bisa dilakukan di Alfamart, Indomart, Kantor Pos atau Mobile Banking.
Menariknya, asal semua syarat terpenuhi IndiHome memiliki program Pelayanan 1 hari langsung pasang. Hal ini dijamin oleh IndiHome karena mereka didukung dengan teknisi yang profesional.5. Banyak promo dan layanan plus plus
Taraaa, yang membuat suamiku kepincut dengan IndiHome adalah promo ini Kawan Hamimku. Hwkaaka, selain kemudahan menemukan IndiHome dimana-mana dan syarat yang mudah saat pemasangan.
Ternyata IndiHome ini memang memberikan banyak promo dan layanan tambahan. Selain menyediakan layanan digital berupa internet unlimited, Indihome Official menyediakan layanan telepon rumah dan juga televisi interaktif atau IndiHome TV.
Buat kami yang sejak awal menikah memutuskan tidak memiliki TV di rumah. Maka hadirnya layanan IndiHome ini sangat menguntungkan jika kawan Hamimku butuh hiburan sewaktu-waktu.
Jadi Kawan Hamimku bisa memilih layanan sesuai kebutuhan keluarga saja sih. Kabar menggembirakannya adalah layanan Daftar Indihome tidak hanya bisa dinikmati oleh masyarakat yang tinggal di Kota saja namun jaringan layanan dari Indihome kini semakin luas dan menjangkau berbagai pelosok negeri .
Dengan kata lain, semua bisa merasakan kemudahan melaksanakan aktivitas online bersama IndiHome dimana saja ya!
Upaya Meningkatkan Literasi Lebih Baik untuk Indonesia Maju
Oh ya, mengapa aku bersedia menjadi guru ekstra Novelis anak SD sih?Ada beberapa alasan selain kesukaanku di dunia tulis menulis cerita anak. Bagiku ini adalah peran kecil yang bisa aku lakukan untuk mendukung tingkat literasi di Indonesia.
Membaca dan menulis adalah sebuah keterampilan dasar literasi. Dan ini penting untuk ditanamkan sejak dini bukan? Aku tak ingin ilmuku hanya untuk diriku. Inilah alasan yang membuatku tetap bersemangat menyambut tawaran menjadi guru.Apalagi proses mengajarnya bisa dilakukan secara online. Salah satu bentuk new normal yang aku lakoni sendiri dan aku buktikan dengan pengalaman yang aku sendiri yang merasakannya.
Sebenarnya, tak hanya mengajar di kelas ekstra novelis ini upayaku dalam memajukan literasi ini. Peran kecilku yang lain dalam memajukan literasi di Indonesia ini sebagai berikut ini:
Pertama, meningkatkan kesadaran literasi dengan campaign sederhana
Senantiasa melakukan campaign untuk mencintai membaca dan kegiatan menulis melalui laman online (blog) maupun media sosial dan kehidupan sehari-hari.
Aku memulainya dari kegiatan sehari-hariku bersama keluarga dan anak-anak di rumah. Pun memaksimalkan media sosial yang aku punya untuk mendorong orang di sekitarku mencintai membaca dan mendorong anak-anak suka membaca. Serta memberikan edukasi seputar literasi lainnya. Media sosial menjadi saranaku untuk bisa memberi kebermanfaatan sebanyak-banyaknya.
Kedua, tergabung komunitas pegiat literasi
Yups, saat kita gabung dalam komunitas kebaikan maka akan lebih besar kekuatan yang kita himpun. Sebab kita memiliki visi yang sama.
Uniknya, di era pandemi ini aku jadi jauh lebih aktif dengan komunitas literasi ini. Aku saat ini tergabung dalam beberapa komunitas pegiat literasi yakni FLP, Read Aloud Indonesia, dan RA Surabaya.Serta beberapa komunitas blogger yang juga sering menyerukan tentang aktivitas literasi melalui blog personal mereka.
Ketiga, semangat berbagi melalui forum
yuhuii, tak jarang aku juga ikut berbagi sebagai pemateri di beberapa forum, komunitas, maupun pelatihan. Melalui forum seperti ini, aku mengambil peran untuk membangun kesadaran tentang pentingnya literasi.
Bagaimana cara meningkatkan literasi bahkan menanamkan literasi sejak dini. Khususnya aktivitas membaca dan menulis. Tak jarang aku berbagi seputar read aloud juga di daycare ataupun komunitas parenting.
Keempat, terus membudayakan membaca dan menulis
Selain, secara eksternal aku juga menjaga konsistensi ku sendiri untuk terus meningkatkan kesadaran akan pentingnya literasi dalam diriku sendiri dengan cara membangun habbit membaca dan menulis.
Nah, aktivitas ngeblog yang saat ini aku lakukan pun adalah upaya dariku menjaga kesadaran literasiku. Dengan menulis seputar hal-hal yang bersifat informatif dan edukatif ini menurutku adalah peran yang bisa aku lakukan untuk masyarakat.
Apalagi saat ini, google masih menjadi rujukan masyarakat ketika mereka membutuhkan suatu info bukan?
Siapapun Bisa Mengambil Peran Kebaikan
Yupiii jadi itulah petualanganku menjadi guru online dan peran kecil yang bisa aku lakukan untuk meningkatkan literasi di Indonesia ini.
Memang terdengar biasa ya Kawan Hamimku. Tapi aku bangga dan apresiasi atas apa yang aku lakukan. Kadang sesuatu yang terlihat kecil ini bisa memberi dampak besar lho! Hanya saja kadang kita tak sadar.
Aku meyakinkan pada diriku sendiri bahwa siapapun bisa mengambil peran kebaikan sekecil apapun. Mulai dari apa yang bisa kita lakukan. Seperti aku yang hanya seorang ibu rumah tangga dan di rumah saja. Ternyata dengan jaringan internet yang handal bisa membuat kita melakukan banyak hal dan produktif kok.
Dibalik peliknya pandemi yang menghantam banyak sisi, ternyata ada seberkas cahaya bahwa kita jadi lebih berbenah. Lebih kreatif agar produktif. Salah satunya apa yang aku lakukan. Bersama IndiHome di rumah aku bisa kembali menjadi guru online dikala pandemi.
Sedikit peran kecil jangan membuat kita insecure ya? Sebab kepakan sayap kupu bisa menghasilkan angin besar ketika dilakukan bersama.
Yuks bisa yuks! Mulai ambil peranmu untuk Indonesia maju!
Gunakan internet secukupnya, sebuah tampolan yang sangat menampol umat manusia sedunia hahaha
BalasHapusNice storyyy....Guru online atau offline tetaplah menjadi guru yang menginspirasi Dik. Btw selalu suka dengan cara Dik Hamim ngeblog, gambarnya lucu lucu
BalasHapusPandemi mmg mengajarkan kita banyak hal. Salah satunya bersahabat dengan dunia internet agar bs menjangkau segalanya. Sukses terus ya kk, jd guru nya😊
BalasHapusInternet udah jadi kebutuhan primer sekarang ya mbak. Bener2 gak bisa dipisahin dari kita
BalasHapusDari dulu saya ingin sekali mengajar. Tapi apa daya, suami ingin saya fokus jadi ibu rumah tangga, ya sudah kita jalani. Karena kita masih bisa mengajari anak. Tapi kadang-kadang bosa juga. Semangat terus mba Hamim. Menjadi pengajar itu selalu menyenangkan apalagi kalau bisa menulimenulis.
BalasHapuswifi di rumahku kocak, sinyal kencengnya cuma di kamarku. anak2 klo gda abinya pd ngungsi demi sinyal. btw masukan aja nih, sering2 cek puebi mbak
BalasHapuskeren ya, mbak. pandemi setidaknya memberikan sisi yang positif dari segi teknologi pembelajaran yang membuat kita bisa belajar secara online sekarang dan semua orang sekarang bisa belajar dari rumah
BalasHapusSeru sekali bisa kembali mengajar meskipun via online apalagi didukung dengan internet tanpa batasnya Indihome, yeay
BalasHapus