=Hamimku

Catatan Lebaran Tahun 2023, Tersirat Teguran!

10 komentar
Dompet hilang catatan lebaran 2023
Hai Kawan Hamimku, aku lagi sedih nih. Aku habis kehilangan dompet berisi sejumlah uang dan KTP serta ATM. Aku tulis agar mereda kesedihanku, salah satu bentuk mengurangi denial dalam diriku yang masih tidak percaya dengan kejadian siang ini.

Aku kasih catatan juga ya, agar Kawan Hamimku tidak melakukan hal ceroboh seperti yang aku lakukan siang ini. Tampaknya catatan lebaran tahun 2023 ini akan aku ingat di lebaran-lebaran selanjutnya.

Yuks dah simak ceritaku, semoga tersampaikan pesannya dan bermanfaat ya!

Awali dengan Perasaan Lega, Ridho Suami Kuncinya


Yups, sebelum berangkat siang ini. Aku dan suami sebenarnya sempat terjadi kres. Niat hati ingin beliin suami sesuatu, salah satu keinginan lama seorang istri yang baru gajian. Niat hati biar gantian karena si istri sering dibelikan suami.

Eh, suami bilang belum urgent membeli barang tersebut meski barangnya itu untuk dia. Nah, si istri ngeyel donk bahwa urgent menurut dia. Singkat cerita, berangkatlah menuju ke tempat yang ditentukan. Menentukan tempat pun juga sempat debat tipis-tipis. Meski akhirnya, keinginan istri dengan segala argumentasinya memenangkan debat tipis itu.

Alhasil berangkatlah dengan perasaan yang sebenarnya gak enak. Karena kondisinya agak memaksa, tidak saling legowo. Yups, mungkin inilah awal ketidaknyamanan ini terjadi.

Pun saat memutuskan tempat makan siang yang ternyata rame buanget dan berakibat hilangnya dompetku di tempat tersebut. Ehm, inilah yang kusebut teguran dalam tulisanku kali ini.

Suami sudah mengingatkan untuk tidak usah ke tempat makan tersebut karena rame. Tapi lagi lagi si istri ngeyel dengan segala argumentasinya. Ah, coba tadi aku mengikuti kata suami ya Kawan Hamimku. Tapi takdir sudah terjadi, jadi aku pribadi akhirnya perlu memetik hikmah di balik kejadian ini.

Catatan Lebaran 2023: Kehilangan Dompet di Tempat Makan


Sejujurnya, aku menuliskan ini dalam rangka tahap penerimaan diri atas kejadian yang menimpaku tadi siang. Aku menyadari jika kejadian kehilangan dompet ini adalah bentuk kecerobohanku yang kurang memperhatikan kondisi yang lagi ramai dan barang-barangku mungkin tidak terjaga dengan baik.

Sebagai pembelajaran buat Kawan Hamimku yang membaca ini, semoga kejadian yang aku alami ini tidak terjadi ke kalian ya. Aku kasih catatan sedikit jika kalian mau ke tempat makan dan ramai.

Pertama, pastikan pilih yang parkirnya luas dan tersedia dengan baik.

Yups, sebenarnya tadi aku agak maksa sih. Melihat ramainya tempat makan tadi harusnya aku "menahan diri" untuk tidak maksa makan di sana. Apalagi kondisi ramai tidak cukup kondusif dengan membawa anak-anak bukan?

Kedua, pastikan cari tempat duduk yang nyaman

Yups, tadi aku sempat agak ngegas kepada anak pertamaku. Karena aku minta dia duduk di bangku kosong yang sebenarnya belum dibersihkan. Kami maksa duduk di meja tersebut. Sembari menunggu antrian untuk order pesan makanan.

Alhasil, hal tersebut menyita perhatianku untuk waspada dengan orang sekitar dan barang-barang kami. Nah, inilah yang sepertinya awal mula kehilangan dompet terjadi.

Ketiga, pastikan tetap "awas"


Menurut KBBI, kata awas memiliki arti dapat melihat baik-baik; tajam penglihatan.

Menurutku kata 'awas' ini cocok dengan kata waspada. Tetap hati-hati dalam kondisi apapun. Dengan kondisi ramai seperti tempat makan yang kami singgahi, pastikan untuk mengkondisikan tas di depan kita.

Hal yang terjadi padaku adalah aku tidak memastikan tasku aman di depanku. Ada saat sepertinya tasku ada di sebelahku dan aku sedang ambil foto makanan di depanku.

Karena ketidak awas dengan kondisi sekitar maka bisa jadi "ada tangan panjang" merogoh tasku dan mengambil dompet di dalam tas. Aku tidak menyadarinya karena asyik dengan mengambil gambar.

Keempat, jangan sibuk ambil foto di keramaian

Catatan lebaran makan di tempat ramai
Ingat, hal penting yang ingin aku garis bawahi adalah pengambilan gambar dalam kondisi ramai ini sangat tidak dianjurkan. Selain kondisi yang gak kondusif, kita juga mudah terdistrak dengan banyak hal. Nah, hal inilah yang terjadi padaku.hasil gambarnya kurang oke eh kehilangan dompet pula.

Adikku berpesan atas kejadiannya ini, "orang jahat itu penampilannya ya kayak orang normal pada umumnya. Jadi memang harus waspada."  Ya Allah, rasanya aku langsung jleb. Gak pengen suudzon tapi kenapa pikiranku kemana-mana.   

Ya, baiklah ini namanya takdir. Astagfirullah, ini catatan buatku.

Kelima, pastikan berdoa

Poin paling krusial. Jangan lupa buat baca basmalah dalam setiap hal. Aku rasa inilah poin yang tadi aku lupa. Karena terburu-buru agar mendapat meja untuk duduk akhirnya lupa baca basmallah.

Sekali lagi, ini kecerobohanku siang ini. Padahal aku selalu baca basmalah tiap memasuki tempat baru. Tak terkecuali ketika makan di tempat makan.

Yups, ini teguran kali ya buat aku yang kayaknya akhir-akhirnya flexing tentang perjalanan mudik dan lain-lain. Satu lagi, jangan panik. Jujur aku tadi tidak bisa mengendalikan diri. Kayak shock tapi gak berasa apa-apa. Jadi semacam setengah sadar gitu dengan kejadian. 

Mungkin bisa jadi ini adalah sebentuk penyakit a'in yang harus segera aku perbaiki dengan taubat. Astagfirulloh. Mohon dimaafkan semua kesalahan dan khilaf atas diri yang dhoif ini ya Kawan Hamimku.
 

Hikmahnya adalah tentang Takdir


Kejadian hilangnya dompet siang ini semacam teguran buatku. Aku mencoba merefleksikan diri. Mungkin ada sedekah yang belum dikeluarkan, mungkin ada niat yang terselip rasa congkak, atau mungkin ada ketawadlu'an yang ternodai. Astagfirullah.

Seharusnya, lebaran jadi sarana untuk terus bersyukur dan zuhud dalam banyak hal. Sebaiknya, tidak tertipu dengan keterlenaan momentum euforia yang lebih banyak mudharat daripada maslahatnya.

Catatan lebaran 2023 kali ini, aku belajar lagi bagaimana menahan diri. Menahan lisan, menahan pandangan, menahan nafsu, menahan diri dari kefanaan dan penilaian mata manusia. Apapun yang sudah terjadi ini adalah tentang takdir. 

Tetap harus ada yang disyukuri bahwa HP masih terselamatkan. Kedepan semoga lebih hati-hati. 

Astagfirullah.

Hikmahnya, aku sadar bahwa Allah sedang menegurku. Semoga aku bisa menjadi pribadi yang lebih qanaah dan fokus pada hal-hal yang membuat Allah ridho karena ada tujuan kebermanfaatan dan kebaikan di dalamnya. Aamiin.

Semoga identitasku bisa kembali. Aku ikhlas dengan sejumlah uang di dalamnya, namun berharap agar KTP ku bisa dikembalikan oleh orang baik yang digerakkan hatinya oleh Allah. Aamiin.


Mohon doanya ya Kawan Hamimku. Aku seharusnya banyak belajar dari kawan blogger asal Batam yang selalu bisa mengontrol dirinya dengan baik. Uhmm...jadi melow.


Hamimeha
Hamimeha
Bismillah, lahir di Pulau Garam, tumbuh di kota Santri, menetap di kota Pahlawan., Saat ini suka berbagi tentang kepenulisan-keseharian-dan parenting., ● Pendidik, ● Penulis 11 buku antologi sejak 2018, ● Kontributor di beberapa media online lokal dan nasional sejak 2019, ● Praktisi read a loud dan berkisah, ● Memenangkan beberapa kompetisi menulis dan berkisah, ● Narasumber di beberapa komunitas tentang parenting dan literasi. ●

Related Posts

10 komentar

  1. Qadarullah ya mbak... Semua sudah terjadi. Ikhlas ikhlas ikhlas ya. Emang tidak mudah tapi tidak ada waktu menyalahkan diri sendiri. Kalau rezeki nggak kemana. Semoga diganti dengan yang sepadan. Amiin

    BalasHapus
  2. Innalillahi, semoga apa yang hilang digantikan dengan yang lebih baik, apapun yang terjadi pasti ada hikmahnya, peluk dari jauh

    BalasHapus
  3. Insya Allah kelak akan diganti yang lebih baik ya mba.
    Tapi jujur, aku sih selalu waspada kalau di tempat ramai itu. Untuk posisi dompet dll selalu aku simpan di tas selempang kecil, dan selalu aku simpan di depan. Jadi andaipun meleng, hanya ada sedikit celah saja bagi orang jahat dan itupun sulit.

    BalasHapus
  4. Sekarang gimana mbak, sudah ketemu? Semoga identitas bisa dikembalikan ya mbak. Memang harus waspada di mana pun berada.

    BalasHapus
  5. Semoga makin waspada dan mawas diri ya mba. Kalau masih rejeki, pasti dompet itu akan kembali. Jika tidak kembali ikhlaskan mba, semoga diganti dengan rejeki yang lebih. Amin.

    BalasHapus
  6. Bagaimana kondisinya sekarang, apakah dompet dan identitas sudah ditemukan?

    And bicara memilih tempat makan, saya termasuk yang malas kalau tempat makan tersebut ramai banget. Nggak tahu kenapa lebih nyaman yang agak sepi-sepi saja. Dan tas nggak pernah lepas dari badan. Handphone atau dompet jarang ditaruh di atas meja. Selalu di saku.

    BalasHapus
  7. Ya ampun
    Bagaimana kelanjutan dompet nya mbak?
    Apakah sudah diurus semuanya? Atau berkah berhasil kembali?
    Memang kadang secara ga sadar kalau suami ga ridho ada aja hal kadang tidak berjalan dengan semestinya ya mba
    Sebuah pelajaran berharga banget buatku ini mbak untuk selalu awas dimanapun

    BalasHapus
  8. Subhanallahu..
    Semoga Allah meggantikan dengan yang lebih baik, kak.
    Bisa jadi ujian kehilangan ini adalah bentuk kemudahan Allah untuk kak Hamim sekeluarga.

    Memang rasanya "hilang" dan menemukan ini sungguh makna yang bertolak belakang ya.. Tapi yakin ada hikmahnya, seperti yang kak Hamim tuliskan, belajar ikhlas dan menggali makna yang lebih dalam lagi untuk senantiasa qonaah.

    Terima kasih, kak Hamim...sudah berbagi kisah dan makna.

    BalasHapus
  9. semoga diganti dengan yang lebih baik ya, mbak dan ktpnya bisa didapatkan kembali. memang kalau ada musibah menimpa itu bisa jadi teguran dari Allah ya agar kita bisa introspeksi diri lagi

    BalasHapus
  10. ya Allah, Mbak Hamim, aku ikut sedih atas kejadian menimpamu. Aku rasa ini hikmah yang alhamdulillah bisa disadari Mbak..jadi pelajaran buat ga banyak argumen ngotot ke suami yaa. Semoga bisa dimudahkan proses bikin KTP dan kartu berharga lainnya, semoga diberi keikhlasan juga

    BalasHapus

Posting Komentar